JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengungkap temuan yang mengkhawatirkan terkait usia pakai galon guna ulang air minum dalam kemasan yang beredar di masyarakat.
Survei yang dilakukan di lima kota besar menunjukkan bahwa hampir 40% galon guna ulang yang beredar sudah berusia lebih dari dua tahun, sebuah angka yang mengundang perhatian serius bagi kesehatan konsumen.
Ketua KKI, David Tobing mengaku menemukan galon produksi tahun 2019 dan 2020 yang masih digunakan.
"Bayangkan, sudah 4-5 tahun galon ini diproduksi dan masih terus digunakan ulang,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut David, galon guna ulang yang terbuat dari bahan polikarbonat berisiko bagi kesehatan karena dapat melepaskan zat berbahaya, Bisphenol A (BPA), ke dalam air minum.
KKI pun mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa usia pakai galon yang digunakan, dengan memperhatikan informasi yang tertera di bagian bawah galon.
“Masyarakat seringkali tidak menyadari informasi ini karena letaknya di bawah galon,” kata David.
Dia juga menuntut produsen untuk lebih transparan dalam memberikan informasi terkait usia pakai galon, serta meminta pemerintah dan BPOM untuk meningkatkan sosialisasi mengenai risiko BPA kepada masyarakat.
Sebelumnya, pakar polimer dari Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid, juga menyoroti potensi bahaya penggunaan galon yang terus dipakai.
Penelitian menunjukkan bahwa galon polikarbonat bisa dipakai hingga 40 kali, yang berarti masa pakainya seharusnya kurang dari setahun.
"Namun kenyataannya, 40% galon yang beredar telah dipakai dua kali lipat dari batas seharusnya,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa peluruhan BPA berlebih sudah terdeteksi oleh BPOM pada survei 2021-2022.
Proses pencucian yang berulang-ulang dan penyimpanan galon yang terpapar sinar matahari juga makin mempercepat peluruhan BPA tersebut.
BPA, senyawa kimia pembentuk plastik polikarbonat, telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan hormon, masalah perkembangan anak, dan peningkatan risiko kanker.
Ratusan penelitian di berbagai negara menyatakan bahwa paparan BPA dapat membahayakan kesehatan manusia dalam jangka panjang. (jp)