Khutbah Jumat: Menyadari Batasan, Meraih Keikhlasan Idul Adha

--

Kaum Muslimin yang Berbahagia

Pelajaran terakhir atau Kelima, miliki ilmu dan pemahaman yang lurus. Sang juru tafsir mimpi, Ibnu Sirin, menafsirkan mimpi Imam Malik berdasarkan ilmu.

Ia sampaikan argumentasi yang kokoh dari Al-Qur’an. Bukan berdasarkan logika semata atau hawa nafsunya.

Nabi Ibrahim AS dan keluarganya memberikan contoh tersebut kepada kita. Mereka menjadikan keputusan Allah SWT berupa wahyu sebagai pembimbing dalam kehidupan.

Oleh karena itu, merayakan Idul Adha harus dibarengi dengan menghidupkan semangat mempelajari Al-Qur’an, berusaha men-tadabburi-nya, serta mengamalkan kandungannya.

Dari kisah Imam Malik dan Malaikat Maut kita banyak mengambil pelajaran yang menjadi cermin kehidupan bahwa yang namanya umur, rezeki, masa depan, serta kematian, semuanya hanya diketahui oleh Allah SWT.

Menyambut Idul Adha, mari kita isi dengan memperbarui niat dan tekad kita untuk menjadi hamba Allah yang tunduk, pasrah, dan berserah diri seperti pengalaman hidup Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan keluarganya.

Mari kita jadikan hidup dan mati kita sebagai pengorbanan terbaik bagi Allah. Kita berkorban di jalan Allah SWT dengan sikap taat, sabar, dan terus memperbaiki diri.

Dengan langkah ini, semoga kita kelak kembali kepada Allah SWT dalam keadaan husnul khatimah. (net)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan