Kasus DBD Menurun Drastis, Warga Tetap Waspada
Kasus DBD.-(ist/rl)-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat adanya penurunan signifikan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data resmi hingga semester pertama, hanya terdapat 10 kasus DBD yang dilaporkan.
Jumlah ini menurun drastis dibandingkan tahun 2024 lalu yang mencapai 178 kasus, termasuk dua pasien meninggal dunia.
Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lebong, Epan Martha, SKM, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menghindari genangan air dan membersihkan lingkungan menjadi salah satu faktor utama turunnya kasus DBD.
"Kami melihat ada peningkatan kepedulian dari warga. Banyak masyarakat mulai rutin melakukan pembersihan lingkungan, terutama di area yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti," jelasnya.
Baca Juga: Harga Pupuk Subsidi Turun, Petani Lebong Diuntungkan
Meski angka kasus menurun signifikan, Epan Martha menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menurunkan kewaspadaan.
Dinkes Lebong terus melakukan langkah-langkah preventif melalui kegiatan sosialisasi, edukasi, dan fogging terjadwal di wilayah yang berpotensi tinggi terhadap penyebaran DBD.
"Kita tetap gencar memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak lengah. Pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran penting bahwa DBD bisa meningkat tajam jika upaya pencegahan tidak dilakukan secara konsisten," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Dinkes juga mendorong masyarakat untuk menerapkan gerakan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, serta menambahkan langkah pencegahan lain seperti menabur abate dan menggunakan lotion anti-nyamuk.
Menurut Epan, upaya sederhana tersebut terbukti efektif menekan populasi nyamuk penyebab DBD.
Selain melalui sosialisasi langsung ke masyarakat, Dinkes Lebong juga menggandeng pihak sekolah, perangkat desa, dan kader posyandu untuk meningkatkan kewaspadaan dini.
Edukasi dilakukan secara rutin agar masyarakat memahami bahwa pencegahan DBD bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
"Kita tidak boleh menunggu ada korban baru bertindak. Langkah pencegahan harus menjadi kebiasaan sehari-hari," tegasnya.