Harga Kopi Melonjak, Pembangunan Rumah di Lahan Sawah Lebong Tengah Kian Marak

Sawah: Tampak lahan sawah yang terus dibangun rumah.-(carles/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Fenomena alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Lebong Tengah, Kabupaten Lebong, semakin mengkhawatirkan.

Dalam tiga tahun terakhir, pembangunan rumah di atas lahan sawah terus berlangsung, seiring dengan meningkatnya harga kopi yang mendorong sebagian warga beralih memanfaatkan tanahnya untuk pembangunan permukiman.

Berdasarkan data dari Koordinator Penyuluh Pertanian Lebong Tengah, Astita, SP, luas lahan sawah di wilayah tersebut mengalami penyusutan signifikan.

Pada tahun 2018, luas sawah tercatat 944,60 hektare, turun menjadi 920,60 hektare pada 2019, dan kini pada tahun 2025 tersisa hanya 881,45 hektare.

Baca Juga: BPD Diminta Aktif di Lapangan Demi Pembangunan Desa yang Tepat Sasaran

Artinya, dalam kurun waktu tujuh tahun, Lebong Tengah telah kehilangan sekitar 63,15 hektare lahan sawah.

"Alih fungsi lahan ini terus terjadi setiap tahun. Sebagian besar disebabkan pembangunan rumah di atas lahan sawah, terutama karena meningkatnya harga kopi yang membuat warga memilih membangun rumah daripada bertani," kata Astita.

Fenomena ini berawal dari kenaikan harga kopi yang cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Banyak warga yang memiliki penghasilan lebih dari hasil panen kopi memutuskan membangun rumah baru, bahkan di atas lahan sawah produktif milik mereka sendiri.

Akibatnya, konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan tidak bisa dihindari.

Astita menuturkan, jika tren ini tidak segera dikendalikan, maka jumlah lahan persawahan di Lebong Tengah akan terus menurun setiap tahun.

Ia menegaskan, pemerintah perlu mengambil langkah pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian.

"Jika tidak ada pengendalian, lahan sawah kita akan habis. Padahal lahan tersebut berfungsi vital untuk produksi pangan di wilayah Lebong Tengah," tambahnya.

Alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman bukan hanya mengubah lanskap pedesaan, tetapi juga mengancam ketahanan pangan daerah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan