Ekonomi Tiongkok Menguat di Tengah Perang Dagang dengan AS

Ekonomi Tiongkok Menguat di Tengah Perang Dagang dengan AS-- METRO TV
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Di tengah tekanan ekonomi global dan perang dagang yang terus berlanjut, Biro Statistik Nasional China mengumumkan bahwa ekonomi negara tersebut tumbuh sebesar 5,4% pada kuartal pertama tahun ini, dari Januari hingga Maret.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang kuat, terutama menjelang penerapan tarif baru oleh Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Tarif impor terhadap barang-barang dari Tiongkok dinaikkan secara drastis oleh Amerika Serikat, dari sebelumnya 145% menjadi 245%.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi proteksionisme ekonomi Trump yang bertujuan menekan dominasi industri Tiongkok di pasar global.
BACA JUGA:Viral! Jukir di Bandung Minta Rp200 Ribu, Pemkot Bentuk Satgas Premanisme
Meskipun demikian, otoritas China tetap optimistis bahwa tekanan ini tidak akan menggoyahkan fondasi ekonomi mereka.
Dalam pernyataannya, pemerintah China menyebutkan bahwa tekanan tarif memang memberi dampak, namun tidak akan mampu mengubah arah pertumbuhan jangka panjang ekonomi nasional.
“Ekonomi China memiliki fondasi yang stabil, ketahanan yang kuat, dan potensi besar. Kami memiliki keyakinan dan kemampuan untuk menjaga kestabilan dan pertumbuhan ekonomi,” ujar juru bicara pemerintah seperti dilansir dalam laporan Metro Hari Ini.
Sementara itu, ketegangan ini juga merembet ke sektor lain.
BACA JUGA:Ditegur Wapres, Mentan Amran Tetap Tutup Perusahaan Mafia Beras
Pemerintah China memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menunda penerimaan pengiriman pesawat jet Boeing sebagai respons terhadap ketegangan dagang.
Kebijakan ini memicu penurunan saham Boeing sebesar 0,5% di bursa.
Langkah-langkah ini memperlihatkan bahwa selain mempertahankan pertumbuhan, China juga siap membalas kebijakan ekonomi Amerika dengan strategi yang terukur.