Kemenperin Ngaku Bingung Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup

Perusahaan Bata.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara atas tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, industri alas kaki Indonesia sebenarnya berada dalam kondisi baik.

Pasalnya, pemerintah menerapkan kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) untuk mengendalikan produk impor.

Febri juga menyebut pemerintah bakal memanggil manajemen Bata untuk meminta penjelasan terkait penutupan pabrik tersebut.

"Kami sarankan (Bata) untuk memperkuat lagi pabriknya di Indonesia. Kebijakan lartas itu untuk mendorong investasi di industri alas kaki," ujar dia dalam keterangannya di Kementerian Perindustrian, ditulis Rabu (8/5/2024) dilansir dari detik.com.

Baca Juga: Kata Ahok Tinggal di Jakarta Minimal Harus Pegang Duit Rp 5-10 Juta/Bulan

Dia menambahkan, dengan kebijakan lartas diharapkan perusahaan membangun pabrik dan merekrut tenaga kerja.

"Adanya kebijakan lartas itu ya seperti itu. Makanya kami bingung ditutup, harusnya dibuka lagi pabriknya," jelas dia.

Dia menerangkan, sebagian besar bisnis Bata ada di ritel. Kemudian, produk ritel Bata diisi oleh produk impor.

"Kami lihat komposisi bisnisnya Bata itu sebagian besar ada di ritel, dan produk ritel mereka itu diisi dari produk impor," katanya.

Lanjutnya, manufaktur Bata sendiri hanya sebagian kecil yang memproduksi sepatu. Itu pun, kata dia, bahan bakunya berasal dari impor.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan lartas untuk alas kaki. Hal ini diharapkan akan dimanfaatkan industri alas kaki untuk dapat membangun pabriknya di Indonesia.

"Nah kami menyampaikan ada kebijakan lartas, semoga kebijakan lartas untuk alas kaki ini bisa dimanfaatkan oleh industri alas kaki nasional untuk mulai membangun pabrik di Indonesia," katanya.

Menurutnya, kebijakan lartas ini memberikan pengaruh terhadap produk akhir. "Kan kalau kita berharap lartas itu untuk produk end product ya, tetapi untuk bahan baku kan enggak," ujarnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan