Joko Anwar Sebut Legenda Kelam Malin Kundang Bawa Isu Trauma Antargenerasi

Joko Anwar Sebut Legenda Kelam Malin Kundang Bawa Isu Trauma Antargenerasi-foto :jpnn.com-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Joko Anwar bersama rumah produksi Come and See Pictures kembali dengan persembahan karya terbarunya, dari karya debut Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, Legenda Kelam Malin Kundang. Sebuah kisah dari legenda cerita rakyat yang diinterpretasi ke dalam konteks kisah manusia di kehidupan modern.
Menjelang tayang di bioskop pada 27 November 2025, Legenda Kelam Malin Kundang baru saja merilis official trailer yang menampilkan sebuah kisah kelam dengan balutan misteri.
Trailer tersebut mengajak untuk menelusuri kebenaran dan akar dari tokoh utama, Alif (Rio Dewanto), yang kini hidup harmonis bersama keluarga kecilnya. Namun, seperti lukisan-lukisan mikro yang Alif buat, ada rahasia-rahasia yang kian terungkap. Alif tidak ingat wajah ibunya.
Dia bahkan tidak tahu bagaimana sebenarnya asal-usul akarnya. Situasi semakin kacau di kepala Alif, saat sang Ibu (Vonny Anggraini) datang ke rumah Alif dan keluarga.
BACA JUGA:Dubes AS Mike Huckabee: Aliansi AS-’Israel’ seperti Pernikahan Seumur Hidup
Diproduseri Joko Anwar dan Tia Hasibuan, Legenda Kelam Malin Kundang dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Sulthan Hamonangan, Gambit Saifullah, Nova Eliza, dan Tony Merle.
Melalui film Legenda Kelam Malin Kundang, menjadi komitmen bagi rumah produksi Come and See Pictures yang didirikan duo Joko Anwar dan Tia Hasibuan untuk melahirkan suara-suara baru dari generasi sineas baru Indonesia.
Sebelum menyutradarai film debut, Kevin Rahardjo sendiri mengawali karier di industri perfilman dengan mengikuti magang di Come and See Pictures. Sementara itu, Rafki Hidayat mengikuti klinik penulisan skenario dari Joko Anwar dan Come and See Pictures.
Dari klinik tersebut, kemudian Rafki turut mengembangkan naskah Legenda Kelam Malin Kundang bersama Aline Djayasukmana yang turut menulis skenario dan menjadi peserta di klinik penulisan. Dalam film tersebut, selain menjadi produser Joko Anwar turut menulis skenario bersama Rafki dan Aline. Dia juga bertindak menjadi penyunting gambar.
Legenda Kelam Malin Kundang membawa tema tentang trauma antargenerasi (intergenerational trauma). Sebuah isu yang menjadi keresahan bagi kreatornya dan menjadi refleksi apa yang terjadi pada situasi saat ini bukan hanya di kehidupan berkeluarga namun juga sebuah bangsa.
“Tema yang kami bawa adalah intergenerational trauma. Apakah sesuatu yang menjadi beban dari generasi sebelumnya harus tetap dirasakan oleh generasi penerus? Bukan hanya pada tatanan keluarga, namun dalam konteks yang lebih besar, dalam tatanan bangsa," ungkap produser dan penulis skenario Joko Anwar dalam keterangan resmi, Rabu (1/10). "Apakah beban generasi sebelumnya dengan segala macam permasalahannya, apakah sebagai generasi yang melanjutkan kehidupan memang harus menerima beban tersebut, atau bisa menolak dan memulai dari kertas kosong? Itu yang menjadi keresahan kami ketika membuat film Legenda Kelam Malin Kundang,” sambungnya.
Menurut Joko Anwar, film Legenda Kelam Malin Kundang juga menegaskan pentingnya regenerasi di industri perfilman untuk memunculkan suara-suara baru dari sineas Indonesia. Hal tersebut juga untuk merawat kepercayaan penonton yang saat ini telah menaruh kepercayaan terhadap film-film Indonesia.
“Kita butuh orang-orang baru dari generasi baru dalam perfilman kita, agar film Indonesia beragam. Salah satu yang paling penting adalah dengan mengeluarkan suara-suara baru,” lanjut Joko Anwar. Pengembangan cerita Legenda Kelam Malin Kundang membutuhkan proses yang tidak sebentar. Dalam film tersebut, Rafki dan Kevin membawa kejujuran tentang apa yang menjadi keresahan. “Kami berusaha menampilkan karakter dan ceritanya dengan jujur.
Berbagai hal yang dialami karakter, juga pernah dialami oleh kami sebagai manusia. Bagaimana karakter bersikap, impuls yang diberikan ke pemeran, sedikit banyak ada hal yang kami bisa relate. Kami mencoba menginterpretasikan apa yang pernah kami rasakan di kehidupan sehari-hari di film ini,” jelas sutradara Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo. Come and See Pictures memproduksi film Legenda Kelam Malin Kundang bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures, dengan Barunson E&A sebagai world sales agent. Film Legenda Kelam Malin Kundang mulai 27 November 2025 di bioskop Indonesia.