Program Magang ke Jepang 2025 Masih Minim Peminat

Kepala Bidang Ketenagakerjaan, Riko Tandean, SE.-(rian/rl)-

LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lebong, Bengkulu, kembali membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengikuti program magang ke Jepang tahun 2025. Program ini dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober mendatang.

Namun, hingga awal Agustus ini, jumlah pendaftar masih sangat rendah. Berdasarkan data Disnakertrans, baru lima orang yang menyatakan minat dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program tersebut.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Lebong, Fakhrurrozi, S.Sos, M.Si, melalui Kepala Bidang Ketenagakerjaan, Riko Tandean, SE, menyampaikan bahwa kondisi ini mengulang situasi serupa pada tahun sebelumnya.

Pada tahun 2024, program magang ke Jepang tahap kedua yang semula dijadwalkan berlangsung di Kabupaten Lebong terpaksa dibatalkan karena minimnya jumlah peserta. Ketika itu, jumlah pendaftar tidak memenuhi kuota minimum yang disyaratkan pihak penyelenggara.

Baca Juga: Ekonomi Bengkulu Tumbuh 4,99 Persen di Triwulan II 2025

"Karena itu, pada tahun ini kami lebih gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan masyarakat luas, agar program ini bisa berjalan dan tidak gagal seperti tahun lalu," kata Riko Tandean.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Disnakertrans adalah menyasar siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kabupaten Lebong sebagai target utama sosialisasi.

Menurut Riko, siswa SMK dinilai telah memiliki kesiapan dasar untuk masuk ke dunia kerja, baik dari sisi keterampilan maupun sertifikasi keahlian.

"Lulusan SMK memiliki potensi besar karena sudah dibekali keterampilan teknis dan biasanya juga sudah memiliki sertifikat keahlian, yang memang menjadi salah satu syarat untuk mengikuti program magang ke Jepang ini," jelasnya.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa program ini tidak terbatas hanya untuk lulusan SMK, melainkan terbuka bagi seluruh masyarakat Kabupaten Lebong, khususnya kaum muda yang ingin memperoleh pengalaman kerja internasional secara resmi dan legal.

Riko juga menyampaikan bahwa program magang ke Jepang ini memiliki manfaat yang signifikan bagi para peserta, baik dari sisi pengembangan keterampilan, kedisiplinan kerja, hingga dampak ekonomi yang dirasakan setelah kembali ke tanah air.

Para peserta magang akan mendapat pengalaman kerja di perusahaan Jepang dengan sistem kerja yang terorganisir, sekaligus berkesempatan mempelajari budaya kerja negara maju.

"Selain mendapatkan penghasilan, peserta akan kembali dengan pengetahuan dan etos kerja yang sangat baik. Ini tentu berdampak langsung bagi peningkatan kualitas SDM dan juga berkontribusi terhadap perekonomian keluarga maupun daerah," ujar Riko.

Ia juga memastikan bahwa program ini merupakan program resmi dari pemerintah, sehingga para peserta akan mendapat jaminan perlindungan hukum dan ketenagakerjaan yang layak selama masa magang di Jepang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan