Puluhan Balita di Lebong Menderita Stunting dan Gizi Buruk

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Lebong, Sumarmi-foto :adrian roseple/radarlebong-

LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong kembali merilis data terbaru terkait kondisi gizi balita di wilayahnya.

Berdasarkan hasil penimbangan rutin hingga akhir Juli 2025, ditemukan fakta yang mengkhawatirkan: dari total 3.179 balita yang diperiksa di 13 puskesmas se-Kabupaten Lebong, sebanyak 62 anak dinyatakan mengalami stunting, sementara 14 anak lainnya mengalami wasting, atau kekurangan gizi akut.

Wasting merupakan kondisi gizi yang sangat berbahaya dan bersifat darurat, ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis dan cepat akibat kelaparan atau infeksi penyakit.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada komplikasi kesehatan serius bahkan kematian. Selain itu, 40 balita juga teridentifikasi mengalami underweight, yaitu berat badan di bawah standar normal untuk anak seusianya.

BACA JUGA:Kopdes Merah Putih di Lebong Belum Beroperasi

Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Lebong, Sumarmi, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Ia menjelaskan bahwa stunting dan wasting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga mengganggu perkembangan otak dan kesehatan secara keseluruhan.

"Masalah ini tidak bisa dianggap sepele. Anak-anak yang mengalami stunting dan wasting memiliki risiko lebih besar terhadap penyakit, penurunan prestasi belajar, hingga gangguan produktivitas di masa depan," ujar Sumarmi.

Ia menambahkan bahwa berbagai faktor bisa menyebabkan terjadinya masalah gizi pada anak, seperti keterbatasan akses makanan bergizi, pola asuh yang kurang tepat, hingga rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan balita secara rutin. 

"Kami mengimbau agar seluruh orang tua yang memiliki anak usia di bawah lima tahun rutin membawa anak ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan dan pemantauan pertumbuhan," imbuhnya.

Dalam upaya menekan angka stunting dan wasting di Kabupaten Lebong, Dinas Kesehatan telah melakukan sejumlah langkah, seperti pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita kurang gizi, penyuluhan kepada ibu hamil dan menyusui, hingga kampanye hidup sehat di berbagai desa.

Selain itu, kolaborasi lintas sektor pun terus digencarkan, termasuk melibatkan kader posyandu, perangkat desa, dan tokoh masyarakat agar bisa menyampaikan edukasi secara lebih luas kepada masyarakat.

"Penanganan stunting harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Diperlukan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, tidak hanya tenaga kesehatan tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar," tambah Sumarmi.

Dinkes juga akan meningkatkan frekuensi monitoring dan intervensi ke daerah-daerah dengan angka gizi buruk tertinggi, serta melakukan pelacakan dan tindak lanjut terhadap balita yang masuk kategori rawan gizi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan