Harga Kelapa Tembus Rp 7 Ribu, Petani Lebong Tengah Sumringah

Kelapa: Salah satu toke kelapa di wilayah Lebong Tengah.-(carles/rl)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Kabar menggembirakan datang dari wilayah Kecamatan Lebong Tengah, Kabupaten Lebong. Para petani kelapa setempat kini dapat bernapas lega.

Pasalnya, harga kelapa tua di tingkat petani mengalami lonjakan tajam. Dari sebelumnya hanya Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per buah, kini tembus hingga Rp 7.000 per buah.

Kenaikan harga tersebut disambut antusias para petani yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil kebun kelapa.

Salah seorang pengepul kelapa di wilayah Lebong Tengah, Musan (40), mengungkapkan bahwa lonjakan harga ini sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Pelestarian Adat Lebong, Pemdes Pagar Agung Ajak Warga Bangkitkan Budaya Goro

"Dulu harga kelapa sempat sangat murah, hanya Rp 2 ribu bahkan Rp 3 ribu per butir. Petani banyak yang mengeluh. Tapi sekarang alhamdulillah sudah naik jadi Rp 7 ribu per buah. Kemungkinan karena pasokan dari luar daerah sedang berkurang, jadi permintaan meningkat dan harga ikut terdongkrak," jelas Musan.

Sementara itu, Awan (45), seorang petani kelapa asal desa di Kecamatan Lebong Tengah, mengungkapkan kegembiraannya atas kenaikan harga ini.

Menurutnya, harga saat ini sangat membantu perekonomian petani, terutama setelah mengalami masa-masa sulit karena harga yang sempat anjlok.

"Alhamdulillah, sekarang harganya naik. Ini sangat membantu kami. Semoga harga ini bisa bertahan atau bahkan naik lagi agar petani bisa lebih sejahtera," ujar Awan.

Kenaikan harga kelapa tua ini juga membuka peluang peningkatan pendapatan di sektor pertanian dan ekonomi lokal.

Meski demikian, para petani berharap pemerintah daerah dapat membantu menjaga stabilitas harga, termasuk mencari solusi jika sewaktu-waktu harga kembali anjlok karena pasokan melimpah.

"Dengan harga kelapa yang kini menembus Rp 7 ribu per buah, masyarakat petani di Lebong mulai merasakan manfaat ekonomi yang signifikan. Situasi ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali semangat bertani dan mengelola sumber daya lokal secara optimal," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan