Fathu Makkah di Bulan Ramadhan: Kemenangan Umat Islam atas Kaum Quraisy

Fathu Makkah di Bulan Ramadhan.-foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Salah satu peristiwa ikonik dalam sejarah peradaban Islam di Arab Saudi adalah penaklukan Makkah atau biasa dikenal sebagai Fathu Makkah. Peristiwa ini terjadi di bulan Ramadhan.

Peristiwa Fathu Makkah tidak bisa dilepaskan dari Perjanjian Hudaibiyah. Dikutip dari buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik oleh Prof Dr H Faisal Ismail MA, Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun keenam Hijriah.

Mulanya, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin merasa rindu untuk mengunjungi Ka'bah. Mereka kemudian berangkat menuju Makkah, bertepatan jelang datangnya bulan-bulan haram yang dilarang perang. Namun, pihak Quraisy tidak memberi izin.

Singkat cerita, terjadilah perundingan Hudaibiyah yang menghasilkan klausul-klausul penting. Di antaranya adalah gencatan senjata selama 10 tahun dan ditundanya umrah umat Islam pada tahun tersebut. Kendati beberapa orang merasa keberatan, Nabi SAW dan umat Islam menaati isi perjanjian tersebut.

Lalu, apa kaitan Perjanjian Hudaibiyah ini dengan Fathu Makkah? Berikut kisah lengkapnya yang bisa detikers ketahui.

Latar Belakang Fathu Makkah

Salah satu butir Perjanjian Hudaibiyah adalah memperbolehkan siapa-siapa saja untuk bergabung dengan pihak Islam maupun Quraisy. Atas dasar klausul tersebut, Bani Khuza'ah bergabung ke pihak Nabi SAW, sedangkan Bani Bakr ke pihak Quraisy.

Kedua bani ini sejak masa jahiliyah selalu bertikai dan punya dendam panjang. Dengan Perjanjian Hudaibiyah, keduanya merasa aman. Namun, Bani Bakr justru berkhianat. Mereka secara mendadak menyerang Bani Khuza'ah. Pihak Quraisy memberi bantuan senjata dan bahkan beberapa orang ikut langsung menyerang.

Bani Khuza'ah kemudian mengirim pesan kepada Nabi SAW meminta perlindungan. Menyadari pengkhianatan ini, Abu Sufyan dari pihak Quraisy berupaya memperbarui isi perjanjian. Ia datang ke Madinah dan coba berunding. Akan tetapi usahanya sia-sia, baik Nabi Muhammad maupun para pembesar Islam lainnya bergeming.

Abu Sufyan kembali ke Makkah dan mengabarkan situasi terkini kepada orang-orang Quraisy. Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Islam untuk menyiapkan senjata. Strategi segera dipersiapkan.

Perjalanan Pasukan Islam Menuju Makkah

Diringkas dari buku Sirah Nabawiyah oleh Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah, Nabi SAW beserta 10.000 sahabat meninggalkan Madinah menuju Makkah. Pasukan kemudian singgah di Marr azh-Zhahran.

Allah SWT membuat orang-orang Quraisy tidak mengetahui kedatangan pasukan besar ini. Padahal, mereka senantiasa melakukan pengawasan ketat. Namun, atas kekuasaan Allah SWT, pasukan Islam tetap tak terdeteksi.

Pada Selasa pagi, 17 Ramadhan 8 Hijriah, Nabi Muhammad SAW dan pasukan Islam meninggalkan Marr azh-Zhahran dan bertolak menuju Makkah. Abu Sufyan yang sejak beberapa hari lamanya tinggal bersama pasukan Islam menyaksikan berlalunya bala tentara perkasa tersebut.

Tag
Share