Pelaksanaan salat Jumat baik di Ternate maupun Tidore sama-sama menggunakan azan empat sebelum khatib naik mimbar. Keempat muazin mewakili dari masing-masing wilayah, yaitu Jiko, Jawa, Sangaji, dan Moti.
Dikutip dari jurnal yang berjudul Sigi Lamo dan Tinggalan Sejarah Islam di Ternate Volume 14 No 2, Desember 2013 oleh Masmedia Pinem. Azan empat muazin atau dikenal sebagai azan empat memiliki filosofi yang unik.
Filosofi dari azan empat ini disebut menggambarkan tentang adanya empat khulafaur rasyidin, yaitu Abu Bakar RA, Umar bin Khattab RA, Utsman bin Affan RA, dan Ali bin Abi Thalib RA. Kedua, Maluku Utara dikenal dengan empat wilayah kesultanan, yaitu kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Ketiga, dalam Islam dikenal dengan adanya empat mazhab, yaitu Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hanbali. Terakhir, khusus kesultanan Ternate, dijelaskan bahwa azan empat juga mewakili empat sumber kehidupan manusia, yaitu air, angin, api dan tanah.
Tidak hanya dI Maluku Utara, tradisi azan dengan empat muazin juga dilakukan di Dusun Gantarang Lalang Bata, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Azan yang dikumandangkan empat muazin ini dikenal sebagai tradisi pedang kuno.
Mengutip dari penelitian UIN Alauddin Makassar yang berjudul Tradisi Pedang Kuno Pada Khotbah Jumat Di Dusun Gantarang Lalang Bata oleh Fitrah Arini, tradisi ini dilaksanakan hanya dalam pelaksanaan khutbah dan diyakini masyarakat sebagai proses khutbah yang dilakukan pada zaman Rasulullah SAW.
Tradisi pedang kuno memiliki beberapa tahapan yaitu mulai dari pemukulan bedug sebanyak empat kali dan azan yang dilakukan dua kali oleh dua orang muazin secara bersamaan setelah azan pertama.
Azan selanjutnya pun dikumandangkan sebelum menyampaikan khutbah, dikumandangkan azan kedua oleh satu orang muazin. Uniknya, muazin mengenakan jubah panjang dengan serban putih. Selain itu, ada pedang yang berusia 200 tahun yang dijuluki masyarakat sebagai pedang kuno.
Syariat Azan dalam Islam
Azan adalah panggilan untuk mendirikan salat lima waktu bagi umat Islam. Adapun orang yang mengumandangkan azan disebut sebagai muazin.
Perintah azan dan syariatnya disampaikan oleh Allah SWT melalui surah Al Maidah ayat 58 yang berbunyi,
وَاِذَا نَادَيْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوْهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا ۗذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَ
Artinya: Apabila kamu menyeru untuk (melaksanakan) salat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka orang-orang yang tidak mengerti.
Orang yang pertama kali yang mengumandangkan lafal azan ialah Bilal bin Rabah. Dikutip dari buku Biografi Rasulullah karya Mahdi Rizqullah Ahmad dkk, pada tahun pertama hijrah, tepatnya setelah Abdullah ibn Zaid memimpikan kalimat-kalimat yang diucapkan dalam bacaan azan.
Suatu malam ia bermimpi mendengar sebuah seruan. Paginya ia menceritakan mimpinya itu kepada Rasulullah SAW, lalu beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan.
Ternyata kalimat-kalimat azan yang diserukan Bilal persis sama dengan yang didengar Ibnu Zaid di dalam mimpinya. Sejak saat itulah lafaz azan menjadi panggilan dan penanda waktu salat bagi umat Islam hingga saat ini.Wallahu a'lam bisshawab. (*)