“Janganlah kalian saling memanggil dengan julukan yang buruk.” (QS. al-Hujurat: 11)
Memberi gelar atau panggilan atau julukan yang merendahkan harga diri seseorang, yang menjatuhkan harkat martabat pribadi seorang manusia, adalah haram dan berdosa.
Misalnya, kita memanggil atau menjulukinya dengan, “Hai, Si Buta,” “Hai, Si Pesek,” atau “Hai, si tuli.”
Julukan dan panggilan ini jelas menyalahi adab Islam dalam mengatur hubungan antar sesama, bahkan dapat mengakibatkan yang bersangkutan terluka hatinya dan merusak kehormatannya.
Jemaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah SWT
Ketiga, dalam tradisi Islam julukan diberikan untuk memberi sikap hormat. Julukan seperti Syaikh, Imam, Kiai, Gus, kepada sosok-sosok yang kita pandang berilmu, ahli ibadah, atau memiliki keutamaan lainnya, merupakan bentuk penghormatan serta adab sosial.
Sayidina Ali bin Abi Thalib diberi julukan oleh Rasulullah ﷺ dengan Abu Turab, lantaran dalam satu peristiwa Sayidina Ali tidur beralaskan tanah hingga menempel di wajah dan pakaiannya.
Sehubungan dengan hal ini, penghinaan yang menimpa pribadi Habib Idrus bin Salim Al-Jufri (Guru Tua), pendiri Al-Khairat, sudah tentu masuk dalam kategori pelanggaran berat yang bertentangan dengan adab yang diajarkan dalam Islam.
Sosok yang telah terbukti berjasa dalam dunia pendidikan, dakwah, dan sosial, khususnya di Indonesia Timur, justru menjadi sasaran ujaran kebencian oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Ini merupakan bentuk kezaliman yang bertentangan dengan QS. Al-Hujurat ayat 11 di atas. Dalam Islam kita diajarkan untuk menghormati ulama, menghormati ulama sama halnya menghormati ilmu itu sendiri.
Dapat kita disimpulkan dari khotbah ini bahwa Islam mengajarkan, ketika kita memanggil seseorang hendaknya dengan panggilan yang mencerminkan penghormatan, kasih sayang, dan kebaikan. Kita hindari panggilan yang menyakitkan atau merendahkan martabat seseorang, terlebih kepada tokoh agama atau ulama.
Penghinaan terhadap Guru Tua jelas merupakan tindakan yang tidak beradab apalagi menyamakan beliau dengan hewan. Kita sikapi perbedaan tanpa harus mengeluarkan kata-kata julukan atau panggilan yang rasis.
Kita perkuat kembali pemahaman serta pengamalan etika sosial agar kita termasuk golongan yang menjaga adab serta memuliakan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT. (Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil)