(Khutbah Jumat): Hakikat Hijrah adalah Meninggalkan Keburukan dan Bertobat kepada Allah Swt

Hijrah.-foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Hakikat hijrah adalah meninggalkan keburukan dan hijrah dengan kembali kepada Allah SWT dan Rasul-Nya  ﷺ dengan cara bertobat dan beramal saleh lebih baik, inilah ringkasan khutbah jumat kali ini

SETELAH dibebaskanya kota Makkah (Fathul Makkah), sudah tidak ada lagi hijrah. Namun hijrah dalam makna yang lain masih ada dan harus terus kita amalkan.

Di antara bentuknya  dengan meninggalkan keburukan dan menuju Allah serta Rasul-Nya. Di bawah ini teks lengkap khutbah Jumat kali ini:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Penanggalan kalender Islam, seperti yang kita ketahui, adalah berdasarkan fakta sejarah terjadinya hijrah Rasul  ﷺ dari kota Makkah ke kota Madinah. Diawali dari bulan Muharram dan berakhir di bulan Zulhijah.

Peristiwa hijrah Rasul ﷺ sendiri merupakan peristiwa yang sangat istimewa. Letak keistimewaan ada pada perjuangan yang tak kenal lelah dan pengorbanan yang tidak ada habis-habisnya, demi menyiarkan agama Islam, membawa cahaya keselamatan bagi umat manusia.

Semuanya tidak ada yang sia-sia. Hari ini kita bisa menikmati jerih payah perjuangan Rasul dan para sahabatnya dengan kita menjadi pengikut beliau yang beriman dan semoga keimanan ini tetap menyertai kita sampai kita dipanggil oleh Allah SWT.

Setelah peristiwa pembebasan kota Makkah yang dikenal dengan istilah Fathu Makkah, Rasul menyatakan, “Tidak ada hijrah setelah pembebasan.”

Kita jadi bertanya-tanya, apa yang dimaksud tidak ada hijrah. Maksud dari ungkapan beliau ini adalah bahwa tidak ada kewajiban hijrah dari kota Makkah, layaknya beliau dan para sahabat.

Namun hijrah dalam makna yang lain masih ada dan harus terus kita amalkan. Bentuknya  dengan meninggalkan keburukan dan menuju Allah serta Rasul-Nya. Karenanya Rasul  ﷺ bersabda :

إِنَّ الْهِجْرَةَ خَصْلَتَانِ إِحْدَاهُمَا أَنْ تَهْجُرَ السَّيِّئَاتِ وَالْأُخْرَى أَنْ تُهَاجِرَ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَلَا تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ مَا تُقُبِّلَتْ التَّوْبَةُ وَلَا تَزَالُ التَّوْبَةُ مَقْبُولَةً حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ الْمَغْرِبِ فَإِذَا طَلَعَتْ طُبِعَ عَلَى كُلِّ قَلْبٍ بِمَا فِيهِ وَكُفِيَ النَّاسُ الْعَمَلَ

“Hijrah itu dua macam.  Yang pertama adalah kamu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Yang kedua adalah kamu berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Kewajiban Hijrah tidak akan terputus selama taubat masih diterima, dan taubat akan senantiasa diterima sampai matahari terbit dari barat. Jika matahari sudah terbit dari barat maka setiap hati akan distempel dengan apa yang ada di dalamnya, dan manusia sudah tertutup dari amalan.” (HR. Ahmad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan