(Khutbah Jumat): Hakikat Hijrah adalah Meninggalkan Keburukan dan Bertobat kepada Allah Swt

Hijrah.-foto: net-

Dari hadist di atas, hijrah dikelompokkan menjadi dua bagian. Keduanya harus kita kerjakan dalam hidup ini sampai kematian menjemput kita.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Pertama, hijrah dalam bentuk meninggalkan semua keburukan dan kemunkaran. Apa saja dari kebaikan yang telah diajarkan dalam agama kita, maka kita harus melaksanakannya.

Demikian pula segala keburukan dan kebatilan harus senantiasa kita jauhi serta kita tinggalkan.  Bagian hijrah yang pertama ini terpampang jelas dalam Al-Quran di mana Allah SWT berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah : 90).

Demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis, indah, dan berkah, kita harus menjatuhkan pilihan sebagai pelaksana hijrah yang bertujuan meninggalkan segala bentuk keburukan, sebab keburukan pasti akan membawa kepada kesengsaraan. Rasul  ﷺ bersabda :

المُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah atasnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Kedua, hakikat hijrah yang harus kita amalkan adalah hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Kehidupan di atas dunia yang sarat godaan kerap menjadi pemicu terjadinya keburukan dan kemaksiatan. Dosa sebagai akibat perbuatan buruk ini membuat kita jauh dari Allah dan Rasul-Nya. Solusinya satu, tobat dan kembali kepada Allah.

Mungkin saja ditambah dengan hijrah secara fisik, yaitu dengan meninggalkan tempat atau lingkungan yang tidak mendukung pengokohan iman.

Allah SWT berfirman :

وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’ : 100).

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan