Percepat Penurunan Stunting, DAU Tambahan Menanti

ilustrasi Percepat Penurunan Stunting, DAU Tambahan Menanti-tangkapan layar-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong berkomitmen penuh untuk menekan angka stunting di wilayahnya yang saat ini masih berada pada angka 23,4 persen.
Langkah ini bukan hanya bagian dari kewajiban kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi strategi untuk mengakses tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat.
Wakil Bupati Lebong, Bambang ASB, S.Sos, M.Si, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebong, menyampaikan bahwa isu stunting kini menjadi perhatian serius di tingkat nasional. Pemerintah pusat menekankan pentingnya peran daerah dalam menurunkan angka stunting demi menekan angka prevalensi stunting secara nasional.
"Persentase kasus stunting secara nasional masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah pusat meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk bekerja maksimal menurunkan angka stunting di wilayah masing-masing," kata Bambang.
BACA JUGA:BPD Desak Polisi Dalami Dugaan Kejanggalan Pembangunan Fisik DD Pelabai 2024
Menurut Bambang, pemerintah pusat telah menyiapkan skema insentif anggaran bagi daerah yang dinilai berhasil dalam menurunkan angka stunting. Insentif tersebut akan dikucurkan dalam bentuk tambahan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pembangunan daerah.
"Bagi daerah yang mampu menurunkan angka stunting, maka akan mendapatkan dana insentif sebagai tambahan anggaran di DAU Kabupaten," jelas Bambang.
Dengan tambahan anggaran ini, pemerintah daerah akan memiliki fleksibilitas lebih dalam membiayai program-program prioritas, termasuk yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan gizi.
"Jika mendapatkan tambahan DAU, maka nantinya bisa digunakan untuk keperluan masyarakat. Ini akan sangat membantu dalam mendukung program pembangunan daerah," tambahnya.
Bambang juga mengungkapkan bahwa Pemkab Lebong dalam waktu dekat akan menggelar rapat koordinasi lintas sektor dan stakeholder terkait, guna menyusun langkah-langkah strategis dalam penanganan dan pencegahan stunting.
"Setelah menyelesaikan terlebih dahulu peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, kita akan langsung melaksanakan rapat koordinasi," ujarnya.
Rapat tersebut akan menjadi momentum untuk merumuskan pendekatan intervensi yang lebih tepat sasaran, baik dari sisi edukasi masyarakat, penguatan layanan gizi, hingga pengawasan tumbuh kembang anak.
Salah satu fokus utama adalah pencegahan stunting pada anak usia 0 sampai 2 tahun, yang merupakan periode emas pertumbuhan. Bambang menekankan bahwa penanganan stunting di atas usia dua tahun cenderung lebih sulit dan kurang efektif.
"Jika anak sudah berumur di atas dua tahun, maka penyakit stunting akan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini menjadi sangat penting," tegasnya.