Legenda Si Pahit Lidah- Cerita Rakyat Sumatera Selatan

Legenda Si Pahit Lidah- Cerita Rakyat Sumatera Selatan-foto :tangkapan layar-

“ Baiklah jika itu maumu. Berlatihlah selama dua hari itu.” Malamnya Aria Tebing tak bisa tidur nyenyak memikirkan pertarungannya nanti.

Tiba-tiba terlintas ide dibenaknya untuk menanyakan kelemahan Pangeran Serunting kepada kakaknya.

Keesokan harinya, dia pergi mengendap-endap kerumah sang kakak. Diketuknya pintu jendela kamar Siti. “ Aria ! Mengagetkanku saja ! Kenapa kau tak lewat pintu depan ?”

“ Ini rahasia, ada yang ingin kutanyakan pada kakak !” Aria tebing pun menceritakan semua pada kakaknya.

Hal ini membuat Siti bimbang, disatu sisi dia ingin menolong adiknya. Namun disisi lain, dia juga tak ingin menghianati sang suami.

“ Baiklah. Akan kuberitahu kelemahannya, tapi berjanjilah padaku untuk tidak membun*hnya. “ “ Tentu saja, aku tak akan sampai membun*hnya.

“ Akhirnya Siti membuka rahasia kelemahan pangeran Serunting.

Hari pertarungan pun tiba, di padang ilalang yang luas Pangeran Serunting berdiri dengan percaya diri tanpa mengetahui bahwa Aria Tebing telah tahu kelemahannya.

Pertarungan pun dimulai. Pertarungan berlangsung dengan tidak seimbang.

Pangeran serunting terlalu kuat. Bukan tandingan Aria tebing. Sesuai dugaan, sekejap Aria tebing terpental dan terkapar di antara ilalang.

Dalam kesempatan itu dia mengambil ilalang, ternyata ilalang itu bisa bergerak sendiri walaupun tanpa tertiup angin.

Dan merupakan kelemahan dari Pangeran Serunting. Di tombakannya ilalang itu, mengarah ke badan pangeran Serunting.

Dan mengenai lengannya. Seketika pangeran serunting menjadi lemah. " Darimana engkau tahu kelemahanku ?” “ Aku tahu dari kak Siti “

“ Sungguh, Istriku telah menghianatiku !” Merasa di khianati istrinya, Pangeran Serunting pun pergi. Dia meninggalkan kampung halamannya dan istananya.

Menuju ke gunung si Guntang, dia bermaksud untuk bertapa disana. Setibanya di gunung Siguntang tiba-tiba dia mendengar suara sang Hyang Mahameru.

Tag
Share