Legenda Si Pahit Lidah- Cerita Rakyat Sumatera Selatan

Legenda Si Pahit Lidah- Cerita Rakyat Sumatera Selatan-foto :tangkapan layar-

Tanaman tumbuh dengan subur. “Wahai Sungai kering, keluarkan air jernih dan mengalirlah” Bahkan sungai yang mengering pun mengeluarkan air yang mengalir deras. Pangeran Serunting melanjutkan perjalanannya.

Kemudian terhenti sejenak saat menemui pasangan yang sudah lama berkeluarga akan tetapi tak kunjung mempunyai keturunan.

Diambilnya sehelai rambut dari sang nenek. Lalu diubahnya rambut tersebut menjadi seorang bayi. “Sehelai rambut, jadilah bayi untuk nenek tua ini” Karena kesaktiannya itu pangeran Serunting dikenal dengan nama Si Pahit lidah.

Karena apapun yang dia ucapkan selalu menjadi kenyataan. Setelah pertapaannya selama 2 tahun, Serunting yang awalnya tamak.

Kini telah berubah menjadi manusia yang baik hati. Dalam perjalanan pulang dia selalu berbuat baik, dan selalu menolong sesama. Serunting pun akhirnya sampai di kampung halamannya. “ Hei Siti istriku, Aria tebing adikku.

Aku kembali !” “Hah suara itu Kakanda Serunting ?” “Hah Kakak Serunting ?” “ Iya ini aku Serunting.

Aku ingin meminta maaf kepada kalian atas perbuatanku dahulu. Karena aku terlalu sombong dan serakah ” “Tentu saja aku sudah memaafkanmu kakak Serunting.

Bahkan sedari dulu aku tak membencimu sama sekali.” Serunting yang telah mendapat julukan Si Pahit Lidah tak menaruh dendam kepada Siti dan Adik iparnya Aria Tebing.

Mereka bertiga pun hidup bersama dengan rukun. Tidak ada lagi pertengkaran di antara mereka.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan