Ramadhan Momen Koreksi Diri dengan Rendah Hati Cermin Manusia Berakhlak Mulia

Drs. H. Dalmuji Suratno-(ist/rl)-

Dalam ayat ini disebutkan bahwa orang yang durhaka atau dalam istilah arabnya di sebut fasiq adalah orang yang tidak mau menerima kebenaran dan menutp hatinya hingga gelap. Atau dengan kata lain orang fasik adalah orang yang tidak mau mengikuti kebenaran, termasuk yang datang dari dalam dirinya.

Hati orang fasik gelap sehingga ia tidak lagi mampu membedakan yang benar dan yang salah. Di sini kemudian orang fasik diidentikkan dengan orang yang tidak mau mengikuti atau peduli pada aturan atau hukum.

Hati yang tertutup adalah hati yang gelap atau dalam bahasa arabnya disebut zhulmani lawan hati nurani  yang asal katanya nur, berarti cahaya atau terang, yakni hati yang selalu mengajak kepada kebaikan.

Sekali lagi seseorang atau bangsa/negeri yang sudah dihinggapi penyakit fasik, maka seseorang/bangsa tersebut akan dihancurkan. Gejala yang demikian juga menjadi sunatullah, hukum alam, bahwa setiap orang yang sudah tidak lagi menjunjung tinggi moral dan akhlak, ia akan mengalami kejatuhan dan kehancuran.

Moral dan akhlak   menjadi kunci utama dalam menentukan manusia dalam melakukan koreksi terhadap diri/manusia maupun bangsa. 

Pengertian akhlak sebenarnya memiliki kaitan erat dengan makna penciptaan (khalaq), yakni bahwa manusia pada awalnya diciptakan Allah SWT dalam keadaan bersih dan suci.

Manusia juga diberikan kepekaan batin atau ruhani, berupa dorongan halus untuk selalu mencintai kebajikan, serta kemampuan membedakan yang benar dan yang salah.

Namun perlu diingat, dalam perjalanan hidup manusia sering dikotori dengan sikap-sikap yang mendahulukan bisikan dan dorongan hawa nafsu sehingga hati nurani sebagai sumber kekuatan yang membimbing kepada kebajikan menjadi gelap.

Sebagai mana firman Allah dalam Al – Qur’an : “Bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak memberikan petunjuk-Nya kepada kepada mereka yang zalim atau hatinya menjadi gelap dan tertutup”.

Maka puasa Ramadhan saat ini kita jadikan sebagai momen untuk melakukan koreksi total, kembangkan sikap jujur dan rendah hati sebagai kunci dalam menjunjung tinggi moral dan akhlak yang bersumber dari nurani sebagai cermin manusia berakhlak mulia, untuk membersihkan dan memberantas dominasi dorongan hawa nafsu yang dapat menutup hati manusia menjadi gelap agar segala bentuk kezaliman ditengah masyarakat, bangsa atau bahkan yang berada di muka bumi ini dapat dihancurkan. Wallu a’lam bisawwab. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan