Khutbah Jumat: Taubat dan Istighfar, Sumber Kekuatan dan Keberkahan

Doa.-Foto: net-

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rezeki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Al-Mustadrak, 4/262)

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa para ulama berkata, “Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga:

1. Hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut.

2. Hendaknya ia menyesali perbuatan (maksiat) nya.

3. Hendaknya ia berupaya untuk tidak mengulanginya lagi.

Jika salah satu syarat hilang, maka taubatnya tidak sah.

Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas kemudian ditambah dengan satu syarat lagi yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain.

Jika berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had (hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf kepadanya, dan jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Hasan Al-Bashri berkata, “Wahai anak Adam, jangan membebani kegelisahan rezeki satu tahun di dalam satu hari. Cukup hari ini dengan apa yang kamu miliki pada hari ini. Jika memang tahun ini kamu masih diberi umur, Allah pasti akan mengaruniakan rezeki-Nya kepadamu. Namun, jika umurmu tidak mencapai tahun ini, menurutku, kamu telah menuntut apa yang bukan hakmu.”

Rezeki yang cukup dan berkah menjadi sarana memenuhi kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Oleh karena itu, surah Yasin kita jadikan sebagai wasilah (sarana) memohon kepada Allah SWT agar kita diberi rezeki yang sarat berkah. Rasulullah ﷺ bersabda :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Muslim)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan