Mahmoud Issa, Tahanan Paling Ditakuti ‘Israel’, Dibebaskan setelah 32 Tahun di Penjara

Mahmoud Issa-foto :internet-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Salah satu tokoh paling menonjol dalam gelombang pembebasan tahanan Palestina, Mahmoud Issa, resmi dibebaskan pada Ahad (13/10/2025) setelah lebih dari tiga dekade mendekam di penjara ‘Israel’. Pembebasannya menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan ‘Israel’, yang berlangsung bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Issa, 57 tahun, segera dideportasi ke Mesir setelah pembebasannya. Media Palestina seperti Shehab News Agency menyebutnya sebagai “tahanan paling berbahaya dan bermentalitas unik,” sementara kantor berita Palinfo menggambarkannya sebagai “salah satu simbol keteguhan paling legendaris dalam sejarah gerakan tahanan Palestina.”

“Dia keluar dari penjara dengan kepala tegak. Mahmoud Issa tidak hanya bertahan selama 32 tahun, tetapi juga mewakili kehormatan seluruh tahanan Palestina,” tulis Shehab News Agency dalam laporannya, Ahad malam dilansir dari HIDAYATULLAH.COM.

Mahmoud Issa lahir di Anata, wilayah timur Yerusalem yang diduduki. Ia ditangkap pada Juni 1993 setelah memimpin operasi militer yang menjadi salah satu aksi paling terkenal dalam sejarah perlawanan Palestina.

Pada Desember 1992, Issa memimpin sel militer Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang menculik seorang perwira ‘Israel’ bernama Nissim Toledano di kota Lod, ‘Israel’ tengah.

Tujuan operasi itu adalah menukar sang perwira dengan pembebasan pendiri Hamas, Syeikh Ahmad Yassin, yang saat itu ditahan oleh ‘Israel’.

Namun, setelah penjajah ‘Israel’ menolak pertukaran tersebut, Toledano ditemukan tewas, dan pasukan ‘Israel’ melancarkan operasi besar-besaran untuk menangkap para pelaku. Issa akhirnya ditangkap enam bulan kemudian dan dijatuhi tiga hukuman seumur hidup serta 49 tahun tambahan.

Dalam arsip wawancaranya di penjara, Issa pernah menulis, “Kami tidak mencintai penjara, tapi kami mencintai kebebasan. Dan kebebasan tak pernah diberikan, ia selalu diperjuangkan,” ujarnya dikutip Palinfo, 2019.

Selama lebih dari 32 tahun di balik jeruji, termasuk hampir 15 tahun di sel isolasi, Issa menjadi simbol keteguhan dan inspirasi bagi ribuan tahanan Palestina lain.

Menurut laporan Addameer Prisoner Support Association, ia sempat memimpin upaya menggali terowongan pelarian sepanjang 10 meter di bawah penjara Ashkelon pada 1996, sebelum akhirnya digagalkan oleh otoritas penjajah.

Issa juga termasuk di antara tahanan yang tidak dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan besar sebelumnya, Wafa al-Ahrar (kesepakatan Gilad Shalit) pada 2011.

‘Israel’ takut pada otak Mahmoud Issa lebih dari tangannya,” ujar seorang mantan tahanan Palestina kepada Al Mayadeen TV, menggambarkan reputasinya di dalam penjara sebagai sosok yang tenang namun berpengaruh besar di kalangan sesama tahanan.

Sebelum penangkapannya, Issa belajar di Fakultas Syariah dan Ilmu Keislaman Universitas Al-Quds di Abu Dis, namun pendidikannya terhenti karena aktivitas militernya bersama Brigade Al-Qassam.

Ia juga dikenal aktif di dunia media dan pernah menjabat sebagai direktur biro surat kabar The Voice of Truth and Freedom di Baitul Maqdis (Yerusalem).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan