Kekeringan Sawah Tunggang, PUPR Lebong Cari Solusi

Kabid SDA, Irfan Maskur, ST.-(rian/rl)-

LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Menanggapi kondisi kekeringan air di lahan persawahan wilayah Tunggang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong yang sangat berdampak pada masa tanam dan produksi pertanian.

Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebong menyatakan akan segera melakukan pengecekan langsung ke lokasi terdampak. 

Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi sistem irigasi yang mengalir ke sawah-sawah petani, sekaligus mencari solusi konkret atas permasalahan yang terus berulang.

"Kami akan segera turun ke lapangan dalam waktu dekat untuk mengecek kondisi irigasi di wilayah tersebut. Kami paham, ini bukan masalah baru, dan sudah cukup lama dikeluhkan oleh petani," ujar Plt Kepala PUPR-Hub Lebong, Elvi Andriani, melalui Kabid SDA, Irfan Maskur, ST, Kamis (2/10).

Baca Juga: Perkuat Sinergi Program Zakat dengan BAZNAS RI

Menurut Irfan, kondisi tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi isu tahunan yang kerap muncul di masa tanam.

Meski upaya perbaikan dan peningkatan fasilitas irigasi telah dilakukan, namun pasokan air yang terbatas membuat sistem distribusi air menjadi tidak merata, khususnya bagi petani di daerah hilir.

"Masalah utama tetap sama, sumber air yang tersedia memang sangat terbatas. Jadi, petani harus bergantian menggunakan air, dan sering kali ada oknum petani yang mencuri giliran air, sehingga petani lainnya kesulitan mendapatkan pasokan," jelasnya.

Sebagai bentuk respon, pihaknya bidang SDA PUPR Lebong memastikan bahwa kunjungan ke lapangan bukan sekadar formalitas.

Pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi jangka panjang, terutama terkait sistem irigasi dan manajemen pembagian air.

Dalam jangka pendek, Dinas akan melakukan survei teknis untuk mengevaluasi kondisi saluran air, titik-titik penyumbatan, serta kemungkinan penambahan sumber air alternatif.

Sementara untuk jangka panjang, pemerintah daerah akan mempertimbangkan pembangunan sistem irigasi terpadu dan perbaikan tata kelola air berbasis wilayah agar distribusi air bisa lebih adil dan efisien.

"Kami juga mengimbau masyarakat tani untuk bekerja sama dan menjaga etika dalam pembagian air, termasuk tidak memanfaatkan aliran air secara sepihak. "Jika ada petani yang mengambil air di luar giliran, maka sistem akan kacau. Ini harus kita jaga bersama," imbuhnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan