Jakarta Makin Macet, Rano Karno Ungkap Jumlah Kendaraan Tak Sebanding dengan Ruas Jalan

Ilustrasi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan kemacetan terjadi karena pertumbuhan kendaraan di Jakarta tidak sebanding dengan ruas jalan.-foto: net-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan penyebab kemacetan yang terus terjadi di Ibu Kota.

Menurut Wagub Rano kemacetan terjadi karena pertumbuhan kendaraan di Jakarta tidak sebanding dengan ketersediaan dan pertumbuhan ruas jalan.

"Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, rata-rata pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 2,70 persen per tahun. Sementara pertumbuhan ruas jalan hanya sekitar 0,01 per tahun. Akibatnya, volume kendaraan semakin menekan ruang jalan yang ada," kata Rano pada saat Apel Kolaborasi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).

Pria yang akrab Bang Doel itu menyampaikan berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Jakarta menduduki peringkat ke-90 kota termacet di 500 kota dunia.

Selain karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan, sambungnya, kemacetan juga disebabkan pemanfaatan angkutan umum yang masih minim.

"Dari 20,2 juta perjalanan per hari di Jakarta, baru sekitar 22,19 persen yang menggunakan angkutan umum," ujar Rano.

Berkaca pada angka tersebut, dia menekankan pentingnya mendorong peralihan moda ke transportasi publik sebagai solusi jangka panjang.

Selain itu, dia juga mengajak masyarakat agar beralih ke transportasi publik.

Di sisi lain, dia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan pemerintah daerah dalam penanganan kemacetan.

"Saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif demi mewujudkan kota global yang membanggakan," tegas Rano.

Menurut dia, urgensi penanganan kemacetan, salah satunya karena berdampak terhadap perekonomian.

Studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai Rp100 triliun per tahun.

Fakta tersebut, sambung Rano, setara dengan empat persen Produk Domestik Bruto (PDB) Jabodetabek atau enam kali biaya pembangunan proyek MRT fase pertama. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan