Kasus Stunting Meningkat, Pemkab Lebong Siap Gelar Rapat Darurat

Wakil Bupati Lebong Bambang ASB, S.Sos, M.Si.-(amri/rl)-
LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Masalah stunting kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Awal tahun 2025, angka kasus stunting tercatat mengalami lonjakan signifikan, meningkat dari 14 persen menjadi 23,4 persen dari total jumlah anak di daerah tersebut.
Data ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan dan dipaparkan dalam rapat evaluasi bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bengkulu.
Peningkatan kasus ini mendapat sorotan langsung dari Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Bambang ASB, S.Sos, M.Si, yang juga menjabat sebagai Ketua TPPS Kabupaten Lebong.
Dalam pernyataannya pada Selasa, 5 Agustus 2025, Bambang menyampaikan bahwa hasil rakor beberapa waktu lalu dengan Wakil Gubernur Bengkulu, yang juga menjabat Ketua TPPS Provinsi, menunjukkan data yang cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga: Rapat Banmus, Ini Agenda Kerja DPRD Lebong
"Data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, stunting di Kabupaten Lebong mengalami peningkatan dari 14 persen menjadi 23,4 persen," jelas Bambang.
Bambang menambahkan, berdasarkan data statistik terbaru yang dibahas dalam rapat evaluasi TPPS Provinsi Bengkulu, terdapat 136 anak di Kabupaten Lebong yang terindikasi mengalami stunting.
Mereka tersebar di 12 kecamatan yang ada di wilayah tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa masalah stunting tidak hanya terjadi secara sporadis, namun sudah menyebar hampir merata di seluruh kabupaten.
Menanggapi lonjakan kasus tersebut, TPPS Kabupaten Lebong berencana segera menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama seluruh stakeholder terkait, mulai dari dinas kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, hingga lembaga swadaya masyarakat.
Rapat ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis dan cepat dalam menurunkan angka stunting secara signifikan.
"Langkah pertama, saya akan memimpin langsung rapat koordinasi bersama pihak-pihak terkait di Kabupaten Lebong," tegas Bambang.
Ia menekankan bahwa upaya yang akan dilakukan tidak hanya bersifat kuratif atau pengobatan, tetapi lebih difokuskan pada pencegahan stunting sejak dini.
Menurutnya, stunting adalah persoalan klasik yang lebih mudah dicegah daripada diobati setelah kondisi itu terjadi pada anak.
Bambang juga menyampaikan pentingnya perubahan paradigma dalam menghadapi masalah stunting.