Ini 7 Lini Usaha Koperasi Merah Putih RI

Menko Pangan Zulkifli Hasan saat menghadiri Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Desa Merah putih di Desa Kebumen, Jawa Tengah.-foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Pemerintah telah mendirikan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih yang dipercaya dapat menggerakkan ekonomi bangsa.

Namun, kehadiran koperasi ini dikatakan berpotensi menimbulkan monopoli di pasar karena dianggap akan menjadi distributor utama di desa.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Kopdeskel Merah Putih Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Kopdeskel Merah Putih serupa dengan warung-warung yang ada di desa. Ia meyakinkan masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kemungkinan terjadinya monopoli.

"Tidak ada, warung di mana-mana ada. Tidak mungkin ada monopoli," kata Zulhas.

Zulhas menjelaskan bahwa nantinya, Koperasi Desa Merah Putih akan menawarkan harga yang lebih murah karena dapat memangkas rantai distribusi yang panjang.

Sebagai rencana, Kopdeskel Merah Putih diwajibkan untuk memiliki tujuh jenis usaha, antara lain Kantor Koperasi, Kios Pengadaan Sembako, Unit Bisnis Simpan Pinjam, Klinik Kesehatan Desa/Kelurahan, Apotek Desa/Kelurahan, Sistem Pergudangan/Cold Storage, dan Sarana Logistik Desa/Kelurahan. Dengan cara ini, koperasi tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai agen penyalur LPG 3 kg hingga pupuk bersubsidi.

"Tidak ada monopoli. Warung itu ada di mana-mana. Hanya saja, ini warung yang dimiliki desa, yaitu Kopdes ini. Jadi harga dari pusat, tidak terlalu besar keuntungan, rantainya juga tidak panjang. Silakan beli di sini, atau di tempat lain. Pangkalan gas melon juga banyak, sudah tersebar di mana-mana. Kopdes juga mendapatkan jatah," ungkapnya.

Zulhas menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan perintah agar program ini memberikan manfaat. Oleh karena itu, Kopdeskel dirancang untuk berfungsi sebagai penyalur pupuk subsidi, pangkalan LPG 3 kg, serta sembako.

"Di desa, menurut Pak Presiden, tidak boleh ada orang yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Maka diperlukan klinik, Pustu, atau pusat pendukung Puskesmas. Juga harus ada apotek sederhana. Jadi, jika ada orang sakit di desa, tidak perlu pergi ke kota. (Kemudian) Harus ada sistem logistik. Jadi, jika ada hasil pertanian di desa, bisa dibawa ke koperasi, dan ada angkutan untuk itu. Sebaliknya, dari koperasi ke kabupaten juga ada angkutan. Dari kota ke koperasi, juga disediakan angkutan," tambah Zulhas.

Lebih lanjut, Ia menambahkan bahwa Kopdeskel Merah Putih juga bisa berfungsi sebagai saluran untuk bantuan sosial dari pemerintah. Zulhas menyebutkan bahwa pemerintah nantinya akan bermitra dengan PT Pos Indonesia untuk mewujudkan rencana ini.

Selain itu, Koperasi Desa Merah Putih juga dapat berfungsi sebagai koperasi simpan pinjam dengan bunga yang terjangkau. Dalam hal ini, menurut Zulhas, bisa mengurangi peran rentenir dan pinjaman online ilegal di desa.

"Tidak boleh ada praktik judol, tengkulak, atau rentenir, semua itu harus kita hilangkan. Maka perlu ada BRILink atau BSI, atau BNI. Nanti di situ bisa ada pendapatan. Ini juga mempermudah akses, karena desa biasanya jauh dari bank. Sekarang bank bisa hadir langsung di desa. Jadi, ini menghindari rentenir, pinjol, dan tengkulak," tambah Zulhas.

Selain itu, Koperasi Desa Merah Putih dapat menjadi tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan di desa saat harga melambung. Pemerintah dapat melakukan operasi pasar melalui Kopdeskel Merah Putih. (net)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan