JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Grup musik, GIGI sukses menggelar showcase Forever In The Air di Krapela, Jakarta Selatan pada Jumat (10/10) malam. Pertunjukan yang diadakan di markas Gen Z itu merupakan perayaan peluncuran album terbaru GIGI yang bertitel Forever In The Air.
Saat showcase, band beranggotakan Armand Maulana, Dewa Budjana, Gusti Hendy, dan Thomas Ramdhan itu membawakan lagu-lagu dari album ke-25 tersebut untuk pertama kali. GIGI memainkan lagu Jangan, Don't Stop, Tak Semua Sama, Priyayi, Menari-Nari, Semua Kan Terjawab, Masa Itu, Ketika, dan Terbitlah, dengan energik dan kualitas sound yang paripurna.
Panggung showcase Forever In The Air sangat berbeda dibandingkan dengan konser GIGI biasanya. Sebab, personel GIGI kini beraksi tanpa sekat di hadapan ratusan penonton. Suasana hangat dan intim pun terasa dalam pertunjukan GIGI kali ini. Hadirin ikut bernyanyi dengan heboh di ruangan yang tidak terlalu besar itu. Beberapa kali vokalis GIGI, Armand Maulana mencoba berinteraksi dan bercanda dengan penonton.
"Ini AC nya benar-benar di atas kepala gue," kata Armand Maulana mengomentari venue Krapela yang tidak terlalu tinggi itu. Selain itu, Armand Maulana juga menyebutkan bahwa mengadakan showcase GIGI di Krapela tidak lepas dari ide tim JUNI Records.
Pihak label ingin membawa GIGI merasakan kembali suasana gigs dan bertemu pendengar baru seperti di open-modular space dan bar tempat nongkrong anak muda tersebut.
"Ini rekanan kami kali ini yang paling nyaut dan bersemangat dari awal, tepuk tangan buat JUNI Records dan tim. Jadi, sekarang GIGI adiknya Raisa dan Bernadya (penyanyi JUNI Records)," kelakar Armand Maulana. Selain membawakan materi baru dari album Forever In The Air, GIGI juga tidak lupa menghibur hadirin dengan hit terdahulu. Lagu-lagu seperti 11 Januari, Ya Ya Ya, Janji, Nakal, menambah semarak suasana.
Diketahui, GIGI baru saja merilis album terbaru yang bertajuk Forever In The Air pada Rabu (8/10). Album ke-25 tersebut diluncurkan oleh band beranggotakan Armand Maulana, Dewa Budjana, Gusti Hendy, dan Thomas Ramdhan itu setelah 10 tahun tidak merilis karya.
Kehadiran Forever In The Air sebelumnya telah dibuka lewat 2 single pertama yang sukses dirilis pada Juli dan Agustus 2025 yakni Menari-nari dan Semua Kan Terjawab. Album tersebut menjadi penanda eksistensi GIGI di industri musik, dibalut dengan aransemen yang fresh dan matang yang ditumpahkan ke dalam 9 track baru yang dilatarbelakangi dari cerita dan keresahan personel.
"Album ini seperti gairah kembali, sebuah perjalanan setelah puasa 10 tahun. Forever In The Air maknanya untuk selalu ada," kata Thomas Ramdhan, pemain bass GIGI di Senayan, Jakarta pada Rabu (8/10). Bukan hanya sekadar album baru, Forever In The Air merupakan perwujudan mimpi bagi GIGI. Sebab, GIGI melakukan proses rekaman di studio legendaris yakni Power Station at Berklee NYC.
Banyak musisi dunia seperti Madonna, Bruno Mars, Lady Gaga, Paul McCartney, Rolling Stone, John Mayer, dan lainnya, melahirkan lagu terbaik di situ. "Ini kayak mimpi yang terwujud, di studio legend. Forever In The Air, rekaman ini swasembada banget, pengorbanan banget, ternyata umur itu hanya angka, yang penting spirit," beber Gusti Hendy, drummer GIGI.
Personel GIGI sangat menikmati setiap proses produksi album Forever In The Air. Berawal dari workshop yang membuat personel bisa menyatukan ide liar, hingga rekaman live di studio yang penuh cerita. Dalam proses rekaman album, GIGI bahkan kembali menggunakan pita. Personel percaya bahwa output yang berasal dari prosesi rekaman menggunakan pita, memiliki keunikan tersendiri di tengah gempuran produksi digital.
"Memang merepotkan (rekaman live), tetapi energinya beda, kami agak gila, enggak banyak yang mau rekaman live lagi," lanjut gitaris GIGI, Dewa Budjana. Bagi GIGI, Forever In The Air bukan sekadar judul album. Album tersebut merupakan perwujudan doa, semangat, dan perjalanan panjang yang telah ditempuh selama lebih dari tiga dekade lebih berkarya.
Meski sudah 31 tahun berkarya, GIGI lewat Forever In The Air membuktikan terus relevan tanpa harus memaksakan diri. Semangat itu pula yang akhirnya membuat GIGI akhirnya bekerja sama dengan JUNI Records untuk merilis album Forever In The Air.
"Untuk band yang umur 31 tahun lalu, materi album ini menarik banget, mengingatkan ke era Kilas Balik, sound menarik banget, ada funk dan masa kini. Tantangannya, bagaimana GIGI bertemu pendengar baru, kelihatan relevan tetapi tidak dipaksakan," imbuh Adryanto Pratono, CEO JUNI Records.
Melalui Forever In The Air, GIGI ingin menyampaikan harapan besar agar karya-karya selalu hidup di hati para pendengar. Album tersebut juga merupakan ikhtiar GIGI agar tetap ‘mengudara’, mengisi ruang-ruang musikal di negeri ini untuk selamanya.