Rilis Album Baru, GIGI Siap Rayakan di Markas Gen Z

GIGI Siap Rayakan di Markas Gen Z-foto :jpnn.com-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Grup musik, GIGI baru saja meluncurkan album ke-25 yang berjudul Forever In The Air. Dalam rangka perayaan peluncuran album baru tersebut, band beranggotakan Armand Maulana, Dewa Budjana, Gusti Hendy, dan Thomas Ramdhan itu bakal menggelar showcase spesial. GIGI berencana mengadakan showcase Forever In The Air di Krapela, Jakarta Selatan pada Jumat (10/10).  Ide showcase di open-modular space dan bar tempat nongkrong anak muda tersebut muncul dari JUNI Records.

Pihak label ingin membawa GIGI merasakan kembali suasana gigs dan bertemu pendengar baru, termasuk Gen Z yang sering ke Krapela. "Kapan lagi GIGI masuk ke markas Gen Z," kata Adryanto Pratono, CEO JUNI Records saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta pada Rabu (8/01).

GIGI sudah menyiapkan penampilan spesial untuk Showcase Forever In The Air. 

Band yang sudah 31 tahun eksis tersebut bakal membawakan semua materi album baru dan sejumlah hit. "Forever In The Air perdana dibawakan di Krapela, 9 lagu baru, dan lagu lama," jelas drummer GIGI, Gusti Hendy.

Diketahui, GIGI, akhirnya merilis album terbaru yang bertajuk Forever In The Air pada Rabu (8/10).  Album ke-25 tersebut diluncurkan oleh band beranggotakan Armand Maulana, Dewa Budjana, Gusti Hendy, dan Thomas Ramdhan itu setelah 10 tahun tidak merilis karya. Kehadiran Forever In The Air sebelummya telah dibuka lewat 2 single pertama yang sukses dirilis pada Juli dan Agustus 2025 yakni Menari-nari dan Semua Kan Terjawab.

Album tersebut menjadi penanda eksistensi GIGI di industri musik, dibalut dengan aransemen yang fresh dan matang yang ditumpahkan ke dalam 9 track baru yang dilatarbelakangi dari cerita dan keresahan personel.

"Album ini seperti gairah kembali, sebuah perjalanan setelah puasa 10 tahun. Forever In The Air maknanya untuk selalu ada," kata Thomas Ramdhan, pemain bass GIGI. Bukan hanya sekadar album baru, Forever In The Air merupakan perwujudan mimpi bagi GIGI. Sebab, GIGI melakukan proses rekaman di studio legendaris yakni Power Station at Berklee NYC. Banyak musisi dunia seperti Madonna, Bruno Mars, Lady Gaga, Paul McCartney, Rolling Stone, John Mayer, dan lainnya, melahirkan lagu terbaik di situ. "Ini kayak mimpi yang terwujud, di studio legend. Forever In The Air, rekaman ini swasembada banget, pengorbanan banget, ternyata umur itu hanya angka, yang penting spirit," beber Gusti Hendy, drummer GIGI.

Personel GIGI sangat menikmati setiap proses produksi album Forever In The Air. Berawal dari workshop yang membuat personel bisa menyatukan ide liar, hingga rekaman live di studio yang penuh cerita. Dalam proses rekaman album, GIGI bahkan kembali menggunakan pita.

Personel percaya bahwa output yang berasal dari prosesi rekaman menggunakan pita, memiliki keunikan tersendiri di tengah gempuran produksi digital.

"Memang merepotkan (rekaman live), tetapi energinya beda, kami agak gila, enggak banyak yang mau rekaman live lagi," lanjut gitaris GIGI, Dewa Budjana. Bagi GIGI, Forever In The Air bukan sekadar judul album. Album tersebut merupakan perwujudan doa, semangat, dan perjalanan panjang yang telah ditempuh selama lebih dari tiga dekade lebih berkarya.

Meski sudah 31 tahun berkarya, GIGI lewat Forever In The Air membuktikan terus relevan tanpa harus memaksakan diri. Semangat itu pula yang akhirnya membuat GIGI akhirnya bekerja sama dengan JUNI Records untuk merilis album Forever In The Air.

"Untuk band yang umur 31 tahun lalu, materi album ini menarik banget, mengingatkan ke era Kilas Balik, sound menarik banget, ada funk dan masa kini. Tantangannya, bagaimana GIGI bertemu pendengar baru, kelihatan relevan tetapi tidak dipaksakan," imbuh Adryanto Pratono, CEO JUNI Records. Melalui Forever In The Air, GIGI ingin menyampaikan harapan besar agar karya-karya selalu hidup di hati para pendengar.

Album tersebut juga merupakan ikhtiar GIGI agar tetap ‘mengudara’, mengisi ruang-ruang musikal di negeri ini untuk selamanya. "Makna Forever In The Air, ternyata tidak sadar bahwa GIGI sudah bernapas setiap detik bareng, kalau enggak puluhan tahun bareng, chemistry, mungkin enggak ada album seperti ini. Jadi GIGI itu kayak keseharian, bernapas bareng," turut Armand Maulana, vokalis GIGI.

GIGI menganggap album Forever In The Air bukan hanya tentang musik, tetapi tentang komitmen, tentang bagaimana personel memaknai perjalanan sebagai misi hidup. Hal tersebut tergambar jelas pada salah satu lagu andalan dari album yakni Don’t Stop.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan