Terpengaruh Trend 'Self Harm' di TikTok, Puluhan Siswi SMPN 2 Saptosari Gunungkidul Menyayat Tangan Sendiri

LENGANG - Suasana di SMPN 2 Saptosari pada Rabu (6/3/2024).-(Gunawan/Radar Jogja)-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Trend self harm sedang marak terjadi pada puluhan siswi di SMPN 2 Saptosari, Gunungkidul.

Self harm sendiri merupakan tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan rasa frustasi, stres, serta berbagai macam emosi lainnya.

Wakil kepala sekolah SMPN 2 Saptosari Mujiono Spd mengatakan bahwa kasus self harm tersebut dilakukan oleh para pelajar putri.

Mereka kedapatan melukai diri sendiri dengan cara menyayat tangan dengan silet. Kasus ini terpantau sudah terjadi sejak akhir tahun.

Baca Juga: Marc Marquez: Pedro Acosta Akan Jadi Nama Besar di MotoGP

"Ada 23 anak melukai diri sendiri dengan silet. Pada bagian pergelangan tangan disayat dengan silet," kata Mujiyono, dikutip dari Radar Jogja (Jawa Pos Group), Rabu (6/3).

Sebanyak 23 anak tersebut semuanya berjenis kelamin perempuan. Mereka diketahui menjadi korban pengaruh negatif media sosial TikTok.

"Faktor kedua (pemicu self harm) karena keluarga," ujarnya.

Dari total 328 siswa SMPN 2 Saptosari, sebanyak 30 persen tidak mendapatkan pengasuhan langsung dari orang tua. Mereka hanya tinggal bersama dengan nenek atau kakeknya.

"Sementara orang tuanya bekerja ke luar kota," jelasnya.

Menyikapi hal tersebut, pihak sekolah langsung bergerak cepat melakukan pembinaan. Selain anak, pihak orang tua juga dipanggil untuk dicarikan jalan keluar.

"Kami juga berkomunikasi dan konsultasi dengan Puskesmas Saptosari," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mengaku prihatin terhadap kemunculan trend self harm di kalangan pelajar.

"Segera kami komunikasikan dengan dinas pendidikan, ini tidak bisa diselepelekan," kata Heri Nugroho.

Karena kasusnya terjadi pada pelajar, pihaknya menyoroti kinerja guru Bimbingan Konseling (BK). Ia menghimbau, jangan sampai guru BK hanya formalitas dan tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul Nunuk Setyowati masih belum bisa dimintai keterangan terkait dengan trend self harm di dunia pendidikan.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan menyakiti diri sendiri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan menyakiti diri sendiri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan self harm. (jp)

Tag
Share