Bitcoin vs Emas: Strategi Investasi Cerdas untuk Pemula di Tengah Inflasi 2025

Investasi Bitcoin-tangkapan layar -

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Pelajari strategi investasi emas dan Bitcoin untuk pemula di 2025. Temukan perbandingan risiko, potensi keuntungan, serta cara membangun portofolio seimbang antara aset safe haven dan aset digital agar mampu melawan inflasi.

Dampak Inflasi dan Kebutuhan Investasi di Atas 10 Persen

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakhir harga berbagai kebutuhan pokok mengalami kenaikan signifikan. Harga ayam melonjak dari kisaran Rp30.000 menjadi Rp50.000 per kilogram, sementara harga beras meningkat 6 hingga 8 persen.

Bahkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax juga ikut naik, diikuti oleh produk perawatan pribadi yang naik hingga 9,2 persen.

BACA JUGA:Waspadai 5 Ciri Investasi Bodong yang Sering Menjerat Masyarakat

Kondisi ini menandakan bahwa menabung tanpa investasi hanya akan membuat nilai uang terus tergerus inflasi. Untuk bisa bertahan, seseorang perlu menempatkan dananya di instrumen investasi yang mampu memberikan imbal hasil minimal 10 persen per tahun.

Emas sebagai Aset Safe Haven Terkuat Tahun 2025

Kinerja Emas yang Melampaui Ekspektasi

Tahun 2025 menjadi masa keemasan bagi logam mulia. Dalam satu tahun, harga emas naik lebih dari 60 persen, bahkan hanya dalam tiga bulan terakhir kenaikannya mencapai 28 persen. Pergerakan cepat ini menunjukkan bahwa emas bukan hanya aset konservatif, tetapi juga mampu menandingi kinerja aset spekulatif seperti Bitcoin. Para analis global dari Goldman Sachs hingga JP Morgan memperkirakan harga emas dapat mencapai USD 5.000 hingga USD 9.000 dalam beberapa tahun mendatang.

Faktor Fundamental yang Menguatkan Harga Emas

Kenaikan harga emas didorong oleh aksi besar-besaran bank sentral dunia yang membeli emas sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian global, seperti fluktuasi dolar, risiko geopolitik, hingga ancaman resesi. Sejarah pun mencatat bahwa pada krisis finansial 2008, ketika pasar saham jatuh 53 persen, harga emas justru naik 50 persen. Dengan demikian, peran emas dalam portofolio investasi ibarat penjaga gawang yang melindungi nilai kekayaan dari potensi “kebobolan” akibat gejolak ekonomi.

Strategi Investasi Emas untuk Pemula

Meskipun harga emas di 2025 tergolong mahal, investor pemula tetap bisa membeli dalam porsi kecil sebagai bentuk diversifikasi. Saat harga emas mengalami koreksi, kondisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah posisi. Kini, berinvestasi emas pun semakin mudah melalui aset digital seperti token XUT atau PXG yang diperdagangkan di platform kripto internasional. Kedua token ini memiliki jaminan emas fisik 1 banding 1, menjadikannya alternatif efisien untuk investasi logam mulia.

Bitcoin: Aset Langka dan Spekulatif dengan Potensi Tinggi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan