Sel Darah Kini Bisa Dibuat Di Laboratorium, Buka Jalan Terapi Masa Depan
Ilustrasi. Para ilmuwan di Universitas Cambridge menemukan cara baru memproduksi sel darah. -Foto: envato elements-
JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Para ilmuwan di Universitas Cambridge menemukan cara baru memproduksi sel darah menggunakan struktur mirip embrio yang dibudidayakan di laboratorium.
Terobosan ini berpotensi membuka jalan bagi terapi regeneratif. Struktur yang dijuluki hematoid ini dibuat dari sel punca dan meniru tahap awal perkembangan manusia, ketika organ serta sistem darah pertama kali terbentuk.
Setelah sekitar dua minggu, hematoid mulai menghasilkan sel darah, meniru proses yang terjadi pada embrio manusia.
Meski bisa meniru, hematoid berbeda dari embrio sejati karena tidak memiliki jaringan tertentu, kantong kuning telur, dan plasenta.
Peneliti dari Gurdon Institute Azim Surani mengatakan model ini menawarkan cara baru yang ampuh untuk mempelajari perkembangan darah pada embrio manusia.
"Studi ini menandai langkah signifikan menuju terapi regeneratif menggunakan sel pasien sendiri untuk memperbaiki jaringan yang rusak," ujarnya, dilansir PA Media, Jumat (24/10).
Pada hari kedua, hematoid telah terorganisir menjadi tiga lapisan penting untuk pembentukan organ dan jaringan.
Pada hari kedelapan, sel yang membentuk jantung muncul dan pada hari ke-13 bercak darah merah mulai terlihat. Menurut peneliti dari Gurdon Institute Jitesh Neupane, momen ini sangat menggembirakan karena perkembangan darah janin bisa diamati langsung di laboratorium.
Penelitian yang diterbitkan di Cell Reports menemukan sel darah dalam hematoid mencapai tahap perkembangan yang setara dengan minggu keempat hingga kelima embrio manusia, periode yang biasanya sulit diamati.
Sel punca ini juga berpotensi berkembang menjadi berbagai jenis sel darah, termasuk sel imun khusus seperti sel T.
Penulis utama Geraldine Jowett menyebut penelitian ini sebagai peluang menarik untuk memodelkan perkembangan darah sehat dan penyakit seperti leukemia.
Penelitian ini telah dipatenkan melalui Cambridge Enterprise dan didanai Wellcome, membuka potensi baru dalam terapi regeneratif, studi obat, serta pemodelan gangguan darah. (net)