Hamas Gelar Operasi Penumpasan Terbesar Melawan Milisi Penghianat di Gaza

Aparat keamanan Hamas.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO -Seorang sumber keamanan dari Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan kepada Mondoweiss bahwa kelompok perlawanan itu akan segera meluncurkan operasi keamanan baru yang akan menjadi yang terbesar sejauh ini, dengan tujuan memberantas kelompok-kelompok yang masih bekerja sama dengan tentara penjajah.

Sejak gencatan senjata diberlakukan di Gaza pada 10 Oktober, pasukan Hamas telah menindak sejumlah kelompok ini di seluruh Jalur Gaza, termasuk melucuti senjata klan Doghmush di Kota Gaza.

Namun, beberapa kelompok masih aktif di wilayah yang tetap dikuasai tentara penjajah — di antaranya kelompok Pasukan Populer yang dipimpin Yasser Abu Shabab di Rafah Timur, dan Tentara Rakyat yang dipimpin Ashraf al-Mansi di Gaza Utara.

Pada hari Ahad, tentara penjajah ‘Israel’ menuduh Hamas melanggar gencatan senjata setelah terjadi ledakan di Rafah yang menewaskan dua tentara ‘Israel’. IDF menuding Hamas bertanggung jawab, tetapi kelompok perlawanan itu membantah.

Tak lama kemudian, militer ‘Israel’ melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi di Gaza yang menewaskan 13 orang dan menghantam lebih dari 20 target, menurut otoritas lokal.

Belakangan, Ryan Grim dari Drop Site melaporkan bahwa sumber-sumber yang dekat dengan pemerintahan Amerika Serikat menyebutkan ledakan tersebut sebenarnya disebabkan oleh buldozer milik pemukim ilegal ‘Israel’ yang melindas bahan peledak milik tentara penjajajah yang ditinggalkan di Gaza.

Di Gaza, rumor awal menyebut bahwa ledakan itu terjadi saat pasukan Hamas berusaha menyerang kelompok Abu Shabab. Namun, kemudian Abu Shabab merilis video provokatif yang memperlihatkan dirinya berjalan di kota sambil bersenjata dan dikelilingi milisinya.

Sumber keamanan dari Kementerian Dalam Negeri yang berbicara kepada Mondoweiss mengatakan bahwa jumlah milisi di Jalur Gaza telah berkurang drastis sejak Hamas meluncurkan kampanyenya.

Ia menjelaskan bahwa Hamas memperoleh data intelijen melalui interogasi terhadap anggota geng kriminal penghianat yang ditangkap.

“Jumlah anggota geng yang bekerja sama dengan penjajah sangat kecil, tidak lebih dari beberapa ratus di seluruh Gaza,” kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa perkiraan tersebut tidak termasuk kelompok Abu Shabab.

“Jumlah terbesar berasal dari milisi Abu Shabab di timur Rafah. Ia bergantung pada keluarga yang tinggal di daerah yang sama dan berada di bawah perlindungan penuh tentara penjajah.”

Pada hari Selasa, surat kabar, Haaretz melaporkan bahwa Hamas telah berhasil memulihkan kendali atas sebagian besar wilayah Gaza yang telah ditinggalkan pasukan ‘Israel’.

Menurut sumber militer ‘Israel’, sebagian besar milisi lokal telah dibubarkan, dan tidak ada oposisi berarti terhadap kembalinya kendali Hamas.

Namun, kelompok Abu Shabab tetap menjadi pengecualian. Menurut sumber di Kementerian Dalam Negeri, milisi itu memiliki sekitar 2.000 anggota.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan