Hamas Gelar Operasi Penumpasan Terbesar Melawan Milisi Penghianat di Gaza

Aparat keamanan Hamas.-Foto: net-

Sumber keamanan senior lainnya mengatakan bahwa jumlah anggota geng kriminal penghianat yang terlibat langsung dalam pertumpahan darah tidak lebih dari 80 orang.

“Bukti kami menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam sabotase, penculikan, eksekusi warga sipil, penjarahan bantuan, memberikan perlindungan bersenjata bagi penjajah, dan menerima dukungan logistik serta finansial dari ‘Israel’,” katanya.

Sumber tersebut menambahkan bahwa hasil interogasi mengungkap tingkat kerja sama langsung antara milisi dan tentara penjajah, termasuk pasokan senjata, dana, serta perintah untuk melakukan patroli keamanan dan serangan terhadap pejuang perlawanan.

“Mereka kadang mencoba menyerang area dekat posisi tentara penjajah,” ujar sumber itu. “Namun pasukan keamanan kami menghadapi mereka dan melakukan operasi balasan.”

Di Gaza Utara, Ashraf al-Mansi memimpin kelompok bersenjata bernama Tentara Rakyat. Pekan lalu ia merilis video yang memperingatkan Hamas agar tidak mendekati wilayahnya di dekat Perlintasan Erez.

Investigasi video oleh Sky News menunjukkan kelompok al-Mansi menerima bantuan dari tentara ‘Israel’.

Sumber keamanan menilai kelompok al-Mansi sebagai yang paling lemah dalam hal perlengkapan dan organisasi.

“Mereka aktif di Beit Hanoun dan Beit Lahia, dekat garis kuning yang ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata,” katanya. “Ini membuat operasi terhadap mereka sulit karena Hamas berusaha menghindari bentrokan langsung dengan pasukan ‘Israel’.”

Ia menambahkan bahwa dukungan ‘Israel’ terhadap milisi kriminal penghianat tidak berhenti sejak gencatan senjata. “Kami menangkap sejumlah anggota geng kriminal penghianat, dan hasil interogasi menunjukkan bahwa penjajah memasok mereka dengan senjata milik perlawanan yang disita dari Gaza,” ujarnya.

“Namun ‘Israel’ tidak mengizinkan mereka memiliki senjata canggih, tampaknya karena ketidakpercayaan terhadap mereka.”

Mereka hanya dibekali senapan serbu Kalashnikov, pistol, dan kendaraan empat roda, tanpa senjata berat. Para pemimpin mereka, lanjut sumber itu, menerima uang tunai, makanan, dan perlengkapan dari tentara penjajah.

“Milisi Abu Shabab adalah yang paling berbahaya,” jelas sumber tersebut. “Kami memiliki rekaman yang membuktikan hubungan langsung mereka dengan tentara penjajah, termasuk perintah untuk melakukan pembunuhan, penculikan, dan penyiksaan.”

Beberapa penculikan telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penculikan Dr. Marwan al-Hums, kepala rumah sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, dan putrinya. Warga menuduh milisi Abu Shabab berada di balik kedua kasus tersebut.

Laporan media ‘Israel’ Mako menyebut Hamas telah menyita 45 kendaraan, ratusan senjata api, amunisi, dan uang tunai yang diberikan oleh tentara penjajah kepada milisi.

Sumber keamanan menolak mengomentari rincian temuan tersebut, namun menyebut Hamas akan mengungkapkan sebagian besar informasinya dalam waktu dekat, yang disebutnya akan mengejutkan semua pihak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan