Ternyata Masjid Pertama di Dunia Dibangun Beratap Datar dari Pelepah Kurma

--

Atap datar menjadi karakteristik khas bangunan-bangunan di Arab. Hal ini tak terkecuali dengan masjid pertama yang dibangun di dunia, yaitu Masjid Quba.

Sebagai masjid pertama, Masjid Quba dibangun dengan sangat sederhana menggunakan tanah liat, serta pohon dan pelepah daun kurma. Meskipun sederhana, bangunan ibadah umat Islam ini sudah memenuhi syarat-syarat pendirian masjid.

Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah
Masjid Quba dibangun oleh Rasulullah pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi. Nama masjid ini diambil dari tempatnya dibangun, yaitu di Quba. Masjid ini dibangun saat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sedang hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat itu, mereka singgah di Quba selama lima hari.

Quba merupakan kawasan pinggiran yang terletak sekitar tiga kilometer di selatan Yastrib, nama Madinah dahulu. Masjid Quba didirikan di atas sebidang tanah milik keluarga Kalsum bin Hadam dari kabillah Amir bin Auf yang diwakafkannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Melansir buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, dikutip dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), peletakan batu pertama masjid ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, lalu dilanjutkan oleh Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, serta sahabat Muhajirin dan Anshar.

Konon, pembangunan masjid ini juga dibantu oleh Malaikat Jibril sebagai penunjuk arah kiblat. Di masjid inilah salat berjamaah secara terang-terangan pertama kali dilakukan.

Dr. Gandhi Liyorba Indra, S.Ag., M.Ag. dalam bukunya Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah Kajian Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer, dilansir dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), menyebutkan bahwa Masjid Quba berbentuk persegi empat yang dikelilingi oleh dinding.

Serambi untuk tempat salat yang bertiang pohon kurma terletak di sisi utara masjid. Atap masjid ini awalnya berbentuk datar serta terbuat dari pelepah daun kurma dan campuran tanah liat. Sementara itu, wudhu dilakukan di sebuah sumur yang terletak di tengah ruang terbuka dalam masjid (sahn).

Masjid Quba memiliki total 19 pintu. Ada tiga pintu utama berdaun pintu besar yang dijadikan sebagai akses keluar-masuk para jamaah masjid. Dua pintu untuk jamaah laki-laki dan satu pintu untuk jamaah perempuan.

Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Quba juga menjadi tempat belajar dan mengajar. Kegiatan ini dilakukan di ruang utama masjid.

Masjid Quba saat Arah Kiblat Berubah
Masjid Quba menjadi salah satu masjid yang mengalami rekonstruksi saat terjadi peralihan arah kiblat umat Islam. Pada awalnya, arah kiblat menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina. Kemudian, arah kiblat beralih ke Masjidil Haram di Mekkah. Oleh karena itu, terjadi penyesuaian arah kiblat di Masjid Quba pada saat itu.

Masjid Quba Saat Ini
Masjid yang terletak sekitar lima kilometer di sebelah tenggara Kota Madinah ini telah diperbaiki dan diperluas berkali-kali. Ada banyak perubahan pada bangunan fisiknya seiring perkembangan teknologi manusia.

Saat ini, Masjid Quba juga dilengkapi dengan kubah seperti masjid-masjid pada umumnya.Menara setinggi 47 meter pun dibangun di masjid ini atas prakarsa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Atap Masjid Quba pun tidak datar dan seperti awal dibangun. Kini, terdapat atap yang bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. Lantai halaman masjid yang terbuka pun dilapisi marmer anti panas. Ada pula terpal yang kokoh melindungi para jamaah dari sengatan matahari.

Masjid Quba juga bertambah luas dari awalnya hanya 1.200 m² menjadi 135.000 m² dengan ruang salat utama seluas 5.035 m².

Demikianlah sejarah Masjid Quba sebagai masjid pertama yang awalnya dibangun beratap datar dari pelepah daun kurma. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan! (*)

Tag
Share