Perang Dagang Picu Perang Dunia, Sejarah 100 Tahun Lalu Terulang?

Perang Dagang Picu Perang Dunia, Sejarah 100 Tahun Lalu Terulang-- Ngomongin Uang

Kondisi ini menciptakan krisis ekonomi mendalam, melumpuhkan bisnis lokal, memicu pengangguran besar-besaran, serta mendorong kemunculan ideologi fasis dan ekspansionisme militer di Jerman, Italia, dan Jepang.

BACA JUGA:UMKM Tergeser, Produk China Kuasai Etalase Tokopedia

Akumulasi dari semua ketegangan tersebut akhirnya meledak menjadi Perang Dunia II yang menewaskan puluhan juta jiwa.

Hari ini, sinyal serupa mulai terlihat. Negara-negara besar kembali menarik diri dari perdagangan bebas.

Retorika nasionalisme ekonomi mulai mendominasi panggung politik global.

Di tengah situasi tersebut, Indonesia ikut merasakan dampak tidak langsung dari konflik dua kekuatan ekonomi dunia.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, produk impor Cina membanjiri pasar lokal, dan usaha kecil menengah dalam negeri mendapat tekanan.

BACA JUGA:Menyerap 97 Persen Tenaga Kerja, UMKM Harus Punya HKI

Investasi asing yang sebelumnya menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menunjukkan tanda-tanda melambat.

Ketidakpastian global membuat investor mengambil sikap menahan modal, menunggu situasi lebih stabil.

Namun demikian, Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif aman dalam menghadapi ketegangan geopolitik global.

Berdasarkan pemeringkatan dari Global Peace Index dan International Conflict Studies, posisi netral Indonesia yang diwarisi dari prinsip Gerakan Non-Blok dinilai strategis di tengah dunia yang kembali terbelah.

Dalam situasi yang tidak pasti, posisi diplomatik yang netral dan kestabilan dalam negeri menjadi aset penting.

BACA JUGA:Lindungi Debitur UMKM dan Pensiunan Selama Masa Kredit, Mantap Bermitra dengan IFG

Masyarakat pun diimbau untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan