Hujan Beberapa Jam , 2 Desa di Uram Jaya Terendam Banjir

Tampak puluhan rumah warga di kecamatan Uram Jaya terendam banjir akibat hujan lebat. -foto : dokumentasi warga-
koranradarlebong.com - Hujan deras beberapa jam yang menguyur Kabupaten Lebong pada Jumat (11/4/2025) sore, menyebabkan Sungai Uram meluap dan menggenangi 2 desa dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Berdasarkan data yang dihimpun dari lokasi kejadian, air mulai memasuki kawasan pemukiman warga sekitar pukul 17.40 WIB, atau menjelang waktu magrib.
2 desa yang terdampak paling parah adalah Desa Tangua dan Desa Lemeu, yang sudah beberapa kali mengalami kejadian serupa ketika musim hujan tiba. Hingga sekitar pukul 19.30 WIB, air mulai menunjukkan tanda-tanda surut, namun beberapa bagian rumah warga dan halaman masih tergenang.
"Air mulai naik menjelang magrib. Biasanya menggenang sekitar satu sampai dua jam. Kalau di Tangua banjir, di Lemeu pasti ikut kena juga," ungkap Indra (35), salah seorang warga setempat.
BACA JUGA: Gerak Cepat Wabup Bambang Tinjau Rumah Warga Terseret Banjir
Lebih jauh, fenomena banjir akibat meluapnya Sungai Uram bukan kali ini saja terjadi. Indra juga menyebut, hampir setiap musim hujan, banjir selalu mengancam kenyamanan dan keselamatan mereka.
Hal ini membuat warga resah dan mendesak perhatian serius dari pihak-pihak berwenang, khususnya pemerintah daerah dan instansi teknis terkait.
"Solusi yang paling dibutuhkan adalah pembangunan pelindung atau pelapis di titik-titik rawan banjir, guna meminimalisir luapan air yang masuk ke area permukiman," tambahnya.
Selain itu, mereka juga meminta adanya langkah lebih strategis seperti normalisasi sungai, terutama di pertemuan antara Sungai Ketahun dan Sungai Uram yang dinilai sebagai sumber utama peningkatan debit air.
"Kalau tidak ada normalisasi sungai, khususnya di antara pertemuan Sungai Ketahun dan Uram, maka tidak akan ada perubahan. Kami sudah lama berharap ada tindakan nyata," ujar warga lainnya.
Warga juga mendorong Pemerintah Kabupaten Lebong untuk berkoordinasi lebih intensif dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII.
"Kita pastikan, jika tidak ada penanganan jangka panjang dan berkelanjutan, banjir akan terus menjadi ancaman tahunan yang merugikan masyarakat, baik secara ekonomi maupun psikologis," pungkasnya.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi terkait kerugian materiil maupun korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, kondisi ini semakin memperkuat urgensi perencanaan mitigasi bencana banjir yang lebih baik di wilayah Lebong, khususnya di kawasan rawan seperti Uram Jaya.