Benarkah Ikan Asin Bisa Memicu Kanker Nasofaring?

ilustrasi ikan asin-foto :tangkapan layar-
Mimisan tanpa sebab yang jelas
Gangguan pendengaran, seperti telinga berdenging
Benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
Karena gejalanya mirip dengan penyakit ringan seperti flu atau sinusitis, banyak penderita yang baru mengetahui kondisinya ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut.
penelitian dan Bukti Ilmiah
Studi epidemiologi di beberapa negara, terutama di Asia, menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin yang tinggi berhubungan dengan peningkatan kasus kanker nasofaring. Wilayah dengan pola konsumsi ikan asin yang tinggi, seperti Tiongkok Selatan dan beberapa daerah di Asia Tenggara, memiliki angka kejadian kanker nasofaring yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.
Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko kanker tidak hanya berasal dari ikan asin saja. Faktor lain seperti infeksi virus Epstein-Barr (EBV), genetika, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker nasofaring.
Langkah Pencegahan
Meskipun ikan asin memiliki risiko tertentu, bukan berarti harus sepenuhnya dihindari. Konsumsi dalam jumlah wajar serta diimbangi dengan pola makan sehat dapat membantu mengurangi risiko. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker nasofaring antara lain:
Batasi Konsumsi Ikan Asin dan Makanan yang Diawetkan
Selain ikan asin, makanan lain yang mengandung banyak garam seperti sayuran asin dan daging olahan juga bisa meningkatkan risiko kanker nasofaring.
Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayuran
Sayuran hijau dan buah-buahan kaya akan antioksidan yang dapat membantu melawan efek karsinogenik dari nitrosamin.
Hindari Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dan minuman beralkohol merupakan faktor risiko utama berbagai jenis kanker, termasuk kanker nasofaring.