Harga Kopi di Lebong Naik Rp 5 Ribu per Kilogram

KOPI: Terlihat warga tengah menjemur kopi hasil panen.-(carles/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Harga kopi di kalangan petani di Kabupaten Lebong Tengah mengalami kenaikan signifikan dalam satu minggu terakhir.
Harga kopi yang sebelumnya berada di angka Rp 60 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram.
Kenaikan sebesar Rp 5 ribu per kilogram ini menjadi kabar baik bagi para petani kopi di wilayah tersebut.
Soni (39), salah satu pengepul atau toke kopi di Lebong Tengah, membenarkan adanya kenaikan harga ini.
Baca Juga: Jaksa Hadirkan Saksi Baru Dugaan Korupsi Pemeliharaan Jalan & Jembatan
Menurutnya, kenaikan harga ini berlaku untuk kopi kelas super kering.
"Untuk harga kopi memang terus mengalami kenaikan. Saat ini harga kopi kering kelas super sudah mencapai Rp 65 ribu per kilogram. Namun, untuk kopi biasa atau masih basah, harganya tentu di bawah itu karena kami harus memperhitungkan kadar kelembaban kopi," kata Soni.
Soni menjelaskan lebih lanjut bahwa perbedaan kadar air dalam kopi sangat memengaruhi harga jualnya.
Biji kopi dengan kadar air tinggi atau yang masih basah akan mengalami penyusutan yang signifikan saat dikeringkan, sehingga harga yang ditawarkan pun lebih rendah dibandingkan kopi yang sudah benar-benar kering.
Kenaikan harga ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi para petani kopi di Lebong Tengah untuk terus meningkatkan kualitas dan hasil panen mereka.
Selain itu, Soni mengimbau para petani untuk lebih memperhatikan proses pengeringan kopi agar bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.
"Kalau biji kopinya kering, harganya bisa mencapai Rp 65 ribu per kilogram. Tapi kalau masih basah, harganya jelas di bawah itu. Penyusutan biji kopi basah sangat cepat, jadi harus ada perhitungan khusus untuk menentukan harga beli dari petani," tambahnya.