Kontraksi dan Relaksasi Otot yang Rumit, tapi Penting

Kontraksi dan Relaksasi Otot yang Rumit, tapi Penting--Tangkapan Layar

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot adalah proses yang melibatkan interaksi kompleks antara sistem saraf, sel otot, dan protein kontraktil.

Proses ini dimulai ketika sinyal dari sistem saraf mencapai ujung saraf motorik, memicu pelepasan asetilkolin sebagai neurotransmitter.

Asetilkolin kemudian berikatan dengan reseptor di serat otot, menyebabkan depolarisasi membran otot yang memicu potensial aksi.

Potensial aksi ini menyebar melalui tubulus T, merangsang pelepasan ion kalsium dari retikulum sarkoplasmik.

Ketika kalsium berikatan dengan troponin pada filamen aktin, tropomiosin bergeser untuk membuka situs aktif aktin.

Ini memungkinkan jembatan miofilamen (cross-bridge) terbentuk antara aktin dan miosin, yang memberikan energi untuk menarik miofilamen tipis, mengakibatkan pemendekan otot.

BACA JUGA:Teknik Relaksasi Autogenik, Solusi Alami untuk Kesehatan Mental dan Fisik Anda!

Proses ini terus-menerus terjadi dengan bantuan adenosin trifosfat (ATP), yang memungkinkan pemendekan filamen dan kontraksi otot.

Setelah kontraksi, relaksasi otot terjadi ketika kalsium di dalam sarkoplasma berkurang karena pompa kalsium mengembalikannya ke retikulum sarkoplasmik.

Kekurangan kalsium menyebabkan tropomiosin menutup situs aktif aktin, dan tanpa ATP yang cukup, jembatan miofilamen tidak dapat berikatan lagi dengan aktin, menyebabkan otot berelaksasi.

Selain itu, impuls dari otak juga berperan dalam proses relaksasi otot.

Kontraksi otot dapat dibagi menjadi tiga jenis utama: isometrik, isotonik, dan eksentrik.

Kontraksi isometrik terjadi tanpa perubahan panjang otot, seperti saat mempertahankan posisi statis.

BACA JUGA:Wingspan: Strategi Relaksasi Terbaik untuk Pecinta PlayStation

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan