Pendukung
Penelitian yang melibatkan 7.059 pasangan ibu dan anak di Hefei, Tiongkok, menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek secara signifikan memengaruhi perkembangan saraf anak.
Data diambil melalui wawancara pada usia kehamilan 24–28 minggu dan 32–36 minggu, serta pengambilan sampel darah tali pusat saat persalinan.
Perkembangan saraf anak dinilai menggunakan Denver Developmental Screening Test-II pada usia 6, 12, 24, dan 36 bulan.
Hasilnya, anak-anak yang lahir dari ibu dengan durasi tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki kemungkinan lebih besar mengalami keterlambatan perkembangan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan risiko ini jauh lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
Rekomendasi untuk Mencegah Risiko
Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk secara rutin mengevaluasi durasi tidur ibu hamil. Edukasi tentang pentingnya tidur cukup menjadi langkah awal yang penting. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
Meningkatkan Kebersihan Tidur
Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan bebas gangguan dapat membantu ibu hamil mendapatkan tidur berkualitas.
Terapi Perilaku Kognitif untuk Insomnia
Pendekatan ini dapat membantu mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil yang mengalami insomnia.
Konsultasi Medis
Ibu hamil yang mengalami gangguan tidur berat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi medis yang aman.
Durasi tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan optimal janin. Dengan menerapkan langkah-langkah yang mendukung pola tidur sehat, risiko keterlambatan perkembangan saraf pada anak dapat diminimalkan.
Kesimpulan Penelitian