JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Presiden Prabowo Subianto optimistis Indonesia tidak akan lagi mengimpor beras pada 2025 atau tahun depan. Hal itu melihat produksi pangan nasional yang terus mengalami peningkatan.
"Sangat besar kemungkinan dan keyakinan saya, tahun 2025 kita tidak akan impor beras lagi," kata Prabowo ketika menyampaikan pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Sidang Kabinet, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Prabowo menginginkan Indonesia ke depan tidak lagi mengimpor komoditas pangan. Sebab, dia optimistis Indonesia akan kian kuat dalam bidang pangan.
"Makin ke depan kita akan tambah juat di bidang ini (pangan). Kita nanti tidak hanya bebas dari impor beras, tetapi kita harus bebas dari impor semua komoditas pangan," ungkap Prabowo.
BACA JUGA:Harga Tiket Pesawat Diturunkan 10%, Airlangga: Dorong Sektor Pariwisata
Dia menyampaikan terima kasih kepada tim menko pangan dan semua menteri yang berurusan dengan pangan.
Kepala Negara dalam rapat terbatas terakhir beberapa hari lalu, mendapat paparan yang sangat menggembirakan. "Produksi pangan kita naik, cadangan pangan kita mungkin terbesar selama beberapa tahun ini. Yang ada di gudang kita, saya kira mendekati 2 juta ton," kata Prabowo.
Dia menegaskan bahwa cadangan pangan cukup. Menurut dia, hal tersebut berkat kerja keras jajaran anggota kabinet dan kepala badan.
"Apresiasi saya juga kepada menteri pertanian dan timnya, Bulog, Badan Pangan Nasional, semua unsur menteri BUMN dan BUMN yang berada di bawah pengawasan menteri BUMN.
BACA JUGA:Kejaksaan Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Proyek Jalan di Aceh Tamiang
Terima kasih langkah-langkah kita di akhir tahun 2024," jelasnya. Prabowo juga berterima kasih kepada menteri dalam negeri yang ikut membantu mengendalikan pemantauan inflasi. Prabowo juga berterima kasih atas dukungan Presiden Ketujuh RI Joko Widodo sebelumnya, sehingga pemerintahan saat ini mampu mengatasi tantangan yang tidak ringan, seperti El Nino sekaligus La Nina.
"Musim kering, tetapi kita mampu mengatasi, mampu menghadapi di tengah suasana geopolitik yang tidak ringan. Masalah geopolitik berpengaruh dengan masalah pangan," ujar Prabowo.
Dia mengatakan jika terjadi suatu ketegangan dan krisis, negara-negara yang biasanya ekspor pangan akan menghentikan ekspornya. "Ini fenomena yang sudah terjadi berkali-kali. Karena itu, terima kasih alhamdulillah kita sekarang berada dalam posisi yang makin kuat," kata Prabowo.