LEBONG.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Bengkulu menggelar seminar bertajuk Pediatrician Social Responsibility (PSR) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lebong, kemarin (6/10).
Seminar ini bertujuan menekan angka kematian bayi dan balita melalui manajemen kegawatdaruratan dan penanganan masalah gizi pada anak, dengan pendekatan praktis untuk layananprimer.
Acara ini dibuka langsung oleh Plt Direktur RSUD Lebong, Rachman, SKM, dan diikuti oleh tenaga medis, bidan, serta dokter magang dari berbagai fasilitas kesehatan di Kabupaten Lebong.
Hadir pula Ketua IDAI Bengkulu, dr. Siti AmanahSeptiana, Ketua Panitia PSR sekaligus Ketua Kasus Stunting, dr. Arya Wisnu,serta narasumber dr. Ananda Annessa.
BACA JUGA:Pencegahan Stunting Perlu Dilakukan Secara Bersama
Ketua Panitia PSR, dr. Arya Wisnu, menjelaskan bahwa kegiatan ini dimulai sejak Agustus 2024 dengan fokus pada pemilihan wahana di beberapa Puskesmas, sepertiTalang Leak, Muara Aman, dan Tes.
Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi pada anak guna menekan angka stunting.
"Melalui seminar ini, kita berharap semua pihak semakin sadar akan pentingnyakebutuhan gizi untuk menekan angka stunting," ujar dr. Arya.
Sementara Ketua IDAI Bengkulu, dr. Siti Amanah Septiana, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten Lebong atas dukungannya dalam peningkatan layanan kesehatan anak.
BACA JUGA:Wabup Harapkan Target Nasional Pravelensi Stunting Tercapai
Lebong kini menempati peringkat ketigaterbaik se-Provinsi Bengkulu dalam menekan angka stunting.
"Kami melakukan roadshow PSR, program unggulan IDAI yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, untuk memberikan pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi kegawatdaruratan bayi dan anak," jelas dr. Siti.
Siti juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam penanganan kegawatdaruratan, khususnya untuk mengurangi angka kematian bayi dan balita.
Menurutnya, 75% angka kematian anak terjadi pada bayi usia di bawah satu tahun.
"Seminar ini memberikan bekal bagi tenaga kesehatan agar lebih siap menghadapi situasi darurat yang dapat mengurangi risiko kematian bayi dan anak," ujarnya.