Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim membuktikan pendidikan Indonesia bisa lebih terbuka, tidak kaku, relevan, hingga aman.
Menurut Nadiem, hal itu merupakan permintaan Presiden Joko Widodo, kala diskusi dengannya sebelum menjabat sebagai menteri. "Saya masih ingat waktu saya pertama kali diangkat menjadi Menteri oleh Pak Presiden, ada sebuah diskusi yang tidak akan saya lupa seumur hidup. Pak Presiden cukup frustasi dengan keadaan yang ada dan bilang kalau kenapa pendidikan kita terlalu kaku, tidak terbuka, dan relevan. Nah inilah Pak hasil kerja daripada permintaan bapak terhadap pendidikan," ujarnya. Hal tersebut disampaikan Nadiem dalam acara Pembukaan Vokasidest x Festival Kampus Merdeka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023). Jokowi yang datang dan mendengar ucapan Nadiem langsung mengangguk-angguk. Tiga Perubahan Besar Pendidikan Tinggi dan VokasiPada kesempatan tersebut, Nadiem menjelaskan setidaknya ada tiga perubahan besar di Pendidikan Tinggi dan Vokasi, yaitu:
1. Sistem Pendidikan yang lebih terbuka terhadap inovasi
Di awal program Kampus Merdeka dan Vokasi, Nadiem menjelaskan ada sebuah hipotesa yang dipegang oleh Kemendikbudristek. Di mana bila kampus dan sekolah diberikan keleluasaan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan ilmu akan menunjukkan hasil yang meningkat dan positif. "Hal tersebut terbukti. Tak hanya diberikan kebebasan lembaga pendidikan juga harus diberikan anggaran agar akselerasi pendidikan bisa dilakukan," tambahnya. Untuk itu dalam perihal sistem pendidikan yang lebih terbuka akan inovasi berbagai langkah yang telah dilakukan Kemendikbudristek yaitu:
- Memberikan ruang untuk berinovasi: Lembaga pendidikan diberikan keleluasaan untuk merancang proses dan bentuk pembelajaran sesuai kebutuhan keilmuan dan perkembangan teknologi. - Membuka ruang pendanaan baru: Lebih dari Rp 6,3 triliun diberikan untuk dana kolaborasi beasiswa non-degree LPDP dan Rp 355 miliar diberikan untuk Pendanaan dari Dana Abadi untuk perguruan tinggi. - Menciptakan insentif untuk inovasi: Lebih dari Rp 1 triliun insentif diberikan untuk competitive fund dan Rp 614 miliar nilai insentif untuk kolaborasi melalui SMK Pusat Keunggulan. 2. Pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah
Vokasi memang memiliki kunci untuk meningkatkan peran industri agar meningkatkan kualitas. Dengan demikian, Nadiem dengan bangga menyampaikan berbagai pencapaian yang telah dicapai Vokasi, seperti: - Pembelajaran berbasis praktik: Porsi pembelajaran keterampilan kejuruan meningkat dibandingkan teori di Vokasi. Tak hanya itu, 35% siswa/i SMK sudah terdampak program SMK Pusat Keunggulan. "SMK Pusat Keunggulan adalah pitching factory yang mengajarkan mahasiswa dan siswa berdasarkan praktek-praktek industri. Jadi, tidak sekedar MoU tapi praktiksinya datang sehingga SMK menjadi sebuah bisnis yang mampu mengajar generasi berikutnya," tambah Nadiem. - Belajar di manapun dengan siapapun: Hal ini diciptakan melalui Program Kampus Merdeka yang telah diikuti oleh sekitar 900 ribu mahasiswa dan lebih dari 14 ribu praktisi. - Memecahkan solusi lokal bersama: Setidaknya ada lebih dari 7 ribu kolaborasi riset bersama PT/SMK dengan industri. Tak hanya itu, 27 provinsi telah berkomitmen untuk memperkuat ekosistem vokasi. 3. Pendidikan yang lebih inklusif, aman, dan memberdayakan
- Buka kesempatan untuk siapapun: Seleksi masuk PTN kini menjadi lebih holistik, inklusif, dan transparan. Setidaknya dilaporkan lebih dari 893 ribu mahasiswa penerima KIP-Kuliah 2023 dan lebih dari 7.400 mahasiswa penerima afirmasi DIKTI 2023. - Aman dan nyaman dalam belajar: Pendidikan kini memberikan payung hukum untuk pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dan perguruan tinggi. - Hadir untuk memberdayakan: Pendidikan Indonesia juga turut melatih anak usia 15-25 yang tidak sekolah sehingga bisa berdaya. Hal ini terlihat dari lebih dari 285 ribu anak telah menerima pelatihan kecakapan kerja dan wirausaha. Nadiem menambahkan, bila transformasi pendidikan Indonesia juga didukung melalui teknologi yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek. Di dalamnya ada Kampus Merdeka, Kedaireka, dan Sister. Terakhir, ia menyatakan pada tahun 2024 mendatang Kemendikbdudristek akan terus membuka kesempatan bagi seluruh pihak untuk mengikuti program unggulan kementerian termasuk ranah Vokasi. Hal ini terlihat dengan target kuota siswa SMK penerima program SMK Pusat Keunggulan yang naik hingga 47% dan kuota pendanaan untuk DIKTI, serta DIKSI naik hingga Rp 1,05 triliun. "Marilah kita terus melakukan transformasi demi generasi selanjutnya," tutup Nadiem. (*)
Kategori :