LAN Dorong Widyaiswara Kembangkan Metode Belajar Multigenerasi

ilustrasi-foto :jpnn.com-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Berdasarkan laporan Badan Kepegawaian Negara (BKN) per 1 September 2025, jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) mencapai 5.359.209 orang.

Dari angka tersebut, Generasi Y menjadi kelompok terbesar dengan proporsi 57 persen, disusul Generasi X sebesar 30 persen, Generasi Z sebesar 12 persen, dan Baby Boomers yang tinggal 1 persen. Komposisi multigenerasi ini menuntut pola pembelajaran ASN yang semakin adaptif.

Perbedaan cara berpikir, gaya belajar, hingga preferensi teknologi membuat pengembangan kompetensi tidak lagi dapat diseragamkan.  Kondisi tersebut mendorong widyaiswara untuk terus meningkatkan pengetahuan dan penguasaan pembelajaran lintas generasi. Hal itu disampaikan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Muhammad Taufiq, DEA, dalam acara Pengukuhan Widyaiswara Ahli Utama di Kantor LAN, Jakarta, Jumat (14/11).

“Transformasi birokrasi saat ini menuntut agar proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi tidak bersifat ‘one fit for all’, melainkan adaptif terhadap karakter dan kebutuhan berbeda di setiap lintas generasi,” ujarnya. BMenurutnya widyaiswara tidak cukup hanya mengandalkan metode lama.

“Dengan komposisi ASN yang kini multigenerasi dan dinamis, pengembangan kompetensi aparatur publik menjadi semakin kompleks tetapi juga penuh peluang. Sebagai Widyaiswara Utama, tanggung jawab bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga merancang dan mengelola pembelajaran yang tepat sasaran untuk Generasi X, Y dan Z,” jelasnya.

Taufiq juga menjelaskan kebutuhan pendekatan berbeda di tiap kelompok usia. Generasi X cenderung menghargai struktur dan pembelajaran berbasis praktik.

Generasi Y lebih responsif terhadap metode kolaboratif dan fleksibel, sementara Generasi Z membutuhkan pendekatan cepat, digital, visual, dan interaktif.

“Pemahaman mendalam terhadap dinamika tersebut dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memperkuat kapasitas ASN dalam menjawab tantangan birokrasi modern,” tandasnya. Dia berharap tujuh Widyaiswara Utama yang dikukuhkan dapat menjadi pilar peningkatan kualitas aparatur, yaitu Ir. Abdul Hakim.; Drs. Cukup Wibowo; Prof. (R) Dr. Ir. Eko Winar Irianto; Ir. Taufik Rachman; Dr. H. Sudrajat.; Drs. Suparjana, dan Dr. Drs. Hariawan Bihamding. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan