Bapanas Pastikan Impor Beras Tak Ganggu Petani

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan impor beras tidak mengganggu nilai tukar petani pangan (NTPP). Ilustrasi-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan impor beras tidak mengganggu nilai tukar petani pangan (NTPP).

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan hal itu terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa nilai tukar petani di Indonesia terus meningkat selama dua tahun terakhir.

“Pertumbuhan NTPP seperti ini mengartikan 'sedulur' petani tanaman pangan makin sejahtera. Langkah importasi yang dilakukan pemerintah tidak begitu berdampak negatif. Sebab, kami memastikan importasi yang dilakukan adalah importasi yang terukur dan sesuai kalkulasi, serta hanya dipergunakan untuk pelaksanaan program pemerintah saja,” kata Arief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (9/2).

Arief mengatakan pada Oktober 2022, NTPP tercatat mulai bangkit melampaui angka 100.

Baca Juga: Kominfo Ajak Para Generasi Muda Bijak Menjaga Kedamaian di Ruang Digital

Saat itu NTPP mencapai 100,41 dan makin tumbuh selama 2023.

Indeks rata-rata NTTP setahun penuh selama 2023 ada di 107,63 dengan capaian indeks tertinggi pada Oktober 2023 di 114,55, sedangkan NTPP pada Januari 2024 berada di angka 116,16.

Arief menyampaikan kebijakan impor beras yang diambil pemerintah merupakan langkah terakhir yang sudah melalui pembahasan yang komprehensif sehingga kebijakan tersebut bertujuan guna menjaga stabilitas ekonomi, serta ketersediaan beras nasional.

“Jadi, memang saat ini meskipun produksi dan konsumsi beras di Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton sebagai dampak dari penurunan produksi akibat El Nino, tetapi kami memerlukan beras yang cukup agar neracanya dapat terjaga secara positif. Karena itu, pemerintah menyeimbangkan kekurangan tersebut dengan kebijakan importasi,” ujar Arief.

Selain itu, untuk menyambut panen raya yang diperkirakan pada Maret 2024, pihaknya bersama Kementerian Pertanian akan berkoordinasi untuk mempersiapkan penyerapan yang optimal guna mencegah jatuhnya harga di tingkat petani, serta memastikan produksi beras dalam negeri terpenuhi.

“Saat ini kami tengah mempersiapkan cadangan pangan pemerintah jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada saat diperlukan hal tersebut dapat dimanfaatkan," kata Arief. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan