Mustafa Barghouti: Rencana Trump Bukan Perdamaian, Tapi Upaya Menghapus Palestina

Tokoh politik Palestina Dr. Mustafa Barghouti-foto :internet-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO- Tokoh politik Palestina Dr. Mustafa Barghouti menegaskan bahwa apa yang disebut sebagai “rencana perdamaian” yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump bukanlah upaya menciptakan damai, melainkan strategi politik untuk menghapus keberadaan Palestina sebagai entitas merdeka.
Dalam wawancara eksklusif dengan Al-Araby TV, Barghouti menyebut bahwa seluruh konsep “perdamaian” yang diklaim pemerintahan Trump tidak menyentuh akar persoalan, yaitu pendudukan dan perampasan tanah rakyat Palestina
“Apa yang disebut rencana perdamaian itu bukanlah perdamaian. Tidak mungkin ada kedamaian selama pendudukan masih berlangsung,” ujar Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Palestinian National Initiative, dalam siaran yang tayang pada Selasa (14/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa rencana yang sempat dijuluki “Deal of the Century” itu berisi 20 butir usulan, namun dalam praktiknya hanya tiga yang dibicarakan serius oleh pihak-pihak terkait: penghentian perang, pertukaran tahanan, dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sementara 17 poin lainnya, yang menyangkut status Yerusalem, hak pengungsi, dan batas wilayah Palestina, “tidak pernah dinegosiasikan.”
“Bagaimana bisa disebut rencana perdamaian jika isinya bahkan tidak membicarakan kemerdekaan Palestina?” tegas Barghouti. “Itu bukan perdamaian, itu kelanjutan penjajahan dengan cara baru.”
Barghouti menuding bahwa tujuan utama inisiatif Trump adalah memisahkan Gaza dari Tepi Barat, sehingga gagasan negara Palestina menjadi mustahil.
Menurutnya, hal ini akan membuka jalan bagi pendirian pemerintahan asing di Gaza—sesuatu yang ia sebut “kolonialisme gaya baru.”
“Kami tidak akan menerima pengelolaan asing atas Gaza. Itu sama saja mengundang penjajah baru. Palestina bukan anak di bawah perwalian yang butuh wali internasional,” katanya.
Ia memperingatkan bahwa upaya pemisahan dua wilayah utama Palestina itu akan “membunuh ide dasar negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.”
“Memisahkan Gaza dari Tepi Barat adalah ancaman besar. Itu berarti menghapus hak rakyat Palestina atas satu negara yang utuh. Ini bukan damai, tapi pembusukan politik,” ujar Barghouti.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengkritik sikap pemerintah Amerika Serikat saat ini yang masih menolak menekan ‘Israel’ untuk menghentikan agresi di Gaza, sambil terus berbicara tentang “pelucutan senjata perlawanan.”
“Mereka selalu bicara soal melucuti senjata rakyat Palestina, tapi tidak pernah bicara tentang pelucutan senjata tentara atau pemukim bersenjata ‘Israel’. Itu ketimpangan moral yang nyata,” kata Barghouti. Barghouti menegaskan bahwa “tidak ada perdamaian sejati tanpa keadilan,” dan bahwa syarat pertama menuju penyelesaian konflik bukanlah kesepakatan politik buatan luar, melainkan pengakhiran pendudukan/penjajahan dan apartheid ‘Israel’.