Tiga Tanda Bahwa Kita Telah Merasakan Manisnya Iman
Coba kita fikir hadirin sekalian, jika kita melaksanakan satu shalat hanya dalam 12 menit, maka dari 24 jam itu, hanya satu jam saja yang kita gunakan untuk shalat. Artinya, dalam satu tahun, hanya 365 jam yang
kita pakai untuk menegakkan shalat. coba kita renungkan, berapa umur dan jam yang telah Allah berikan kepada kita, dan berapa jam shalat yang telah kita gunakan?
Jangan sampai dihari kemudian, ketika manusia dikumpulkan, ada sebagian manusia yang mengatakan waminannasi may yaqulu amanna billahi waly aumil akhir, namun pengakuan mereka ditolak oleh Allah. Jangan sampai pengakuan kita juga tidak diterima oleh Allah.
Hadirin sekalian, mari kita gunakan kesempatan hidup yang Allah berikan untuk lebih mencintai Allah dan rasul-Nya diatas cinta kita kepada segalanya, sehingga kita bisa merasakan manisnya keimanan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Yang kedua, untuk menggapai manisnya iman:
Mereka menjalin persaudaraan karena Allah dan berpisah karena Allah.
Artinya apa, Ketika kita menjalin persahabatan, kita bersahabat bukan untuk mencari keuntungan, ketika kita menjalin persaudaraan, kita bersahabat dan bersaudara bukan hanya karena kepentingan politik atau kepentingan pribadi semata. Sehingga apa? Ketika ada orang yang bersabahat, berkawan, bersaudara karena hanya untuk mencari keuntungan dan kepentingan, maka disaat ia telah mendapat keuntungan dan kepentingannya, persahabatan itupun pudar dan runtuh.
Kita berkawan karena Allah, bertemu karena Allah, baik senang ataupun susah, maka persahabatan ini tetap berjalan dengan baik. Maka mari kita lihat persahabatannya Rasulullah dengan para sahabatnya, mari luruskan niat kita, bersahabat bukan karena kepentingan semata, tapi bersahabat karena Allah SWT. Innamal a’malu bin niah, segala perbuatan tergantung kepada niat, mari kita niatkan persahabatan itu karena Allah.
Sahabat yang baik adalah yang selalu mengingatkan temannya kepada kebaikan, teman yang baik adalah teman yang mengingatkan kita kepada kebaikan. Saling menasehati dan mau dinasehati. Inilah penyakit kebanyakan kita, terkadang kita mau menasehati, tapi sulit untuk menerima nasehat.
Teman yang baik adalah yang saling menasehati dan mau menerima nasehat sahabatnya. Persahabatan kita tidak hanya bersatu di dunia namun juga bersatu di akhirat karena Allah SWT.
Kemudian yang ketiga,
Mereka benci kembali kepada maksiat yang dulu mereka kerjakan, mereka benci kembali kepada kekufuran yang pernah dulu mereka lakukan, sebagaimana bencinya mereka dilemparkan ke dalam api neraka.
Ketika kita telah diberikan hidayah, dulu kita sering berbuat maksiat, dulu kita sering bergelimang dosa dan kekufuran, dulu kita jauh dari Allah. Setelah mendapat hidayah, kita kembali kepada jalan yang benar, tidak ada lagi niat untuk kembali kepada maksiat dan dosa serta kekufuran.
Maka hadirinm mari kita merawat iman kita dengan baik, dengan kita menjaga iman, insyaAllah akan kita dapatkan kebahagiaaan dan keberkahan di dunia dan di akhirat.