427 Anak Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis di Lebong, Ini Kronologinya

Keracunan: Terlihat anak-anak mulai dari tingkat Sekolah TK hingga SMPN mendapatkan perawatan medis usai keracunan MBG.-(carles/rl)-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sebanyak 427 anak dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Lebong mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Kejadian ini membuat sejumlah besar pelajar harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong untuk mendapatkan perawatan medis, dengan 364 anak menjalani rawat inap dan 63 lainnya dirawat secara rawat jalan.
Kejadian keracunan ini terjadi pada pelajar tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat yang mengikuti program MBG yang rutin diberikan oleh pemerintah daerah setempat.
Program yang bertujuan meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah tersebut justru berujung pada insiden massal yang membuat keprihatinan masyarakat setempat.
Baca Juga: Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tahap I di Lebong Tengah Belum Dimulai
Menurut keterangan dari Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 25 Lebong, Sikman, S.Pd, dari total 244 siswa di sekolahnya, hanya 31 anak yang mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG tersebut.
Sementara 213 anak lainnya berhasil selamat karena tidak memakan makanan itu.
Sebagian anak memang tidak menyantapnya, ada juga yang sudah membawa makanan tersebut pulang dan tidak sempat memakannya setelah mendengar adanya kasus keracunan.
"Jumlah seluruh anak didik kita sebanyak 244 orang, dimana 213 anak tidak keracunan karena tidak makan atau membuang makanan setelah mendengar ada yang keracunan. Sementara yang sudah memakan makanan tersebut pasti mengalami keracunan," jelas Sikman saat diwawancarai oleh Radar Lebong.
Tak hanya murid yang terdampak, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 76 Lebong, Yeni Srirahayu, S.Pdi, mengungkapkan bahwa guru-guru di sekolahnya juga ikut mengalami keracunan.
Dari 157 murid di sekolah tersebut, 80 siswa dan 4 guru ikut mengalami gejala keracunan.
Beruntung, kondisi mereka saat ini menunjukkan perbaikan dan beberapa sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Anak-anak dan guru yang mengalami keracunan sudah menunjukkan perbaikan kondisi. Kami berharap tidak ada lagi korban yang bertambah dan semua dapat segera pulih," ujar Yeni.
Pihak RSUD Lebong hingga saat ini masih melakukan pemantauan intensif terhadap para korban, terutama yang dirawat inap, untuk memastikan proses penyembuhan berjalan lancar.