G7 dan Warisan Kelam Kolonialisme di Negeri-Negeri Muslim

Patroli senjata mesin Inggris di Jerusalem (Baitul Maqdis), awal abad ke-20.-foto: net-
Perang Iraq (2003): 1 juta nyawa melayang (Lancet Study, 2006).
Dukungan untuk Diktator: AS mendikte 70% kudeta di Timur Tengah 1945–2000 (The Jakarta Method, Vincent Bevins).
Menurut Prof. Noam Chomsky (MIT): “G7 adalah aktor utama penghancuran tatanan dunia Muslim modern.”
Sementara Dr. Leila Farsi (Oxford): “Mereka menciptakan perbatasan palsu yang jadi bom waktu.” (Colonial Borders, Ethnic Conflict, 2019).
Data dari Institut Kajian Kolonial London (2023) menyebut:
82% konflik di Timur Tengah berakar dari kebijakan kolonial G7. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi dunia Islam mencapai $7 triliun sejak 1800.
Prancis: Pembantai di Bawah Bendera Liberté
Di Aljazair, Prancis menerapkan kebijakan “Pemusnahan melalui Kelaparan” (1840–1870). “Mereka membakar desa dan meracuni sumur,” ungkap sejarawan Alistair Horne (A Savage War of Peace, 1977).
Pembantaian Sétif 1945: 45.000 Muslim dibunuh dalam satu hari (Le Monde, 8 Mei 2005).
Suriah-Lebanon: Garis batas buatan Prancis (1920) memicu perang saudara berkepanjangan. (net)