G7 dan Warisan Kelam Kolonialisme di Negeri-Negeri Muslim

Patroli senjata mesin Inggris di Jerusalem (Baitul Maqdis), awal abad ke-20.-foto: net-
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - G7, yang kini menjadi klub negara kaya, memiliki warisan kelam kolonialisme di dunia Islam melalui pembantaian, rekayasa perbatasan, dan eksploitasi yang memicu konflik berkepanjangan hingga hari ini.
SEBELUM menjadi klub negara-negara kaya atau disebut kelompok G7 menyimpan catatan kelam sebagai pelaku kolonialisme di dunia Islam. Dari pembantaian massal hingga rekayasa perbatasan yang memicu konflik berkepanjangan, jejak mereka masih terasa hingga hari ini.
Di bawah ini catatan buruk mereka di negeri-negeri Muslim.
Inggris: Raja Penjajah yang Membelah Dunia Islam
“Kami adalah bangsa unggul yang ditakdirkan memerintah bangsa inferior,” tulis Lord Curzon, Viceroy Inggris untuk India (1899–1905), dalam memoarnya.
Kebijakan “Divide et Impera” (Pecah Belah) Inggris memicu banyak tragedi berdarah:
- Pembagian India 1947: 1 juta orang tewas, termasuk 500.000 Muslim, dalam kerusuhan agama (sumber: Freedom at Midnight, Dominique Lapierre).
- Penjajahan Palestina: Melalui “Deklarasi Balfour 1917” menjadi pemicu penjajahan Zionis ‘Israel’ sampai hari ini. “Ini adalah dosa kolonial terbesar Inggris,” kata Rashid Khalidi, sejarawan Columbia University (The Hundred Years’ War on Palestine, 2020).
Italia: Genosida yang Terlupakan
“Orang Libya lebih baik mati daripada hidup di bawah kita,” tulis Mussolini dalam suratnya (1931).
- Kamp Konsentrasi Libya (1929–1934): 50.000 orang tewas kelaparan (The Guardian, 2008).
- Penggunaan Gas Mustard: 20.000 warga sipil Ethiopia dan Libya menjadi korban (Italian Colonialism, Ruth Ben-Ghiat).
Amerika Serikat: Kolonialisme Berwajah Demokratisasi
Meski tak menjajah langsung, AS mewarisi kekacauan di negeri-negeri Muslim: