Sumatera Dulu Negara? Negeri Besar yang Hilang dari Sejarah Nusantara

Sumatera Dulu Negara Negeri Besar yang Hilang dari Sejarah Nusantara--Ns sport live
RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Sumatera pernah menjadi sebuah negeri besar dengan peradaban tinggi dan kekuatan maritim yang mengagumkan.
Pulau ini dikenal dalam catatan sejarah kuno sebagai pusat kerajaan Sriwijaya, yang menguasai jalur perdagangan maritim antara India dan China sejak abad ke-7 hingga ke-13.
Namun, setelah kejatuhan Sriwijaya, kejayaan Sumatera mulai terlupakan dan namanya semakin terpinggirkan dalam narasi sejarah nasional.
Sumatera memiliki posisi geografis yang sangat strategis, yaitu Selat Malaka, jalur laut tersibuk di dunia.
BACA JUGA:Sejarah Takjil di Indonesia, Tradisi Berbuka yang Penuh Makna
Selain itu, pulau ini menyimpan keunikan alam seperti Danau Toba, gunung Kerinci, dan sungai-sungai purba yang pernah menjadi jalur perdagangan penting.
Bukti arkeologi dari situs-situs seperti Muaro Jambi, Palembang, dan Pagar Alam menunjukkan bahwa Sumatera bukan sekadar wilayah terisolasi, melainkan pusat peradaban tinggi yang kaya akan budaya dan teknologi.
Pasca kolonialisme, Sumatera mengalami eksploitasi besar-besaran dan fragmentasi budaya serta politik.
Kerajaan-kerajaan besar di wilayah ini seperti Aceh dan Minangkabau direduksi menjadi wilayah administratif, sementara semangat federalisme yang pernah muncul tidak mendapat tempat dalam kebijakan nasional.
BACA JUGA:Asal-Usul dan Kepanjangan Kata
Kini, pulau ini terbagi dalam beberapa provinsi yang memiliki identitas budaya masing-masing, tanpa ada identitas politik dan budaya yang menyatukan sebagai satu negeri.
Sejarawan dan peneliti independen berpendapat bahwa Sumatera sebenarnya pernah menjadi negara tersendiri dengan sistem kenegaraan yang berbeda dari daerah lain di Indonesia.
Namun, dalam narasi sejarah nasional modern, Sumatera hanya dianggap sebagai penanda geografis semata.
Oleh karena itu, penting untuk mengangkat kembali sejarah dan warisan leluhur Sumatera agar memperoleh pengakuan yang adil dan jujur dalam panggung sejarah Indonesia.